Showing posts with label Diabetes. Show all posts
Showing posts with label Diabetes. Show all posts

Saturday, August 24, 2013

Prediabetes

Prediabetes merupakan suatu kondisi kesehatan tanpa gejala apapun. Prediabetes hampir selalu muncul sebelum seseorang mendeita diabetes tipe 2 yang lebih serius. Sekitar 79 juta orang di Amerika Serikat di atas 20 tahun memiliki kadar gula darah di atas normal, namun belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.


Dokter mengakui pentingnya mendiagnosis prediabetes sebagai perawatan yang mungkin mencegah masalah kesehatan yang lebih serius. Sebagai contoh, deteksi dini dan perawatan prediabetes mungkin mencegah terjadinya diabetes tipe 2 serta komplikasi yang berkaitan dengannya, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit mata, serta penyakit ginjal. Sekarang dokter mengetahui bahwa komplikasi kesehatan yang terkait dengan diabetes tipe 2 seringkali terjadi bahkan sebelum diagnosis diabetes tipe 2 ditegakkan.

Siapakah yang beresiko terserang diabetes tipe 2?

  • Mereka yang memiliki riwayat keluarga menderita diabetes tipe 2
  • Wanita dengan riwayat diabetes gestasional (diabetes pada masa kehamilan) atau wanita yang melahirkan bayi lebih besar dari 4,5 kg
  • Wanita yang memiliki Polycystic Ovary Syndrome
  • Mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas, terutama mereka yang memiliki kelebihan lemak di sekitar perut
  • Mereka yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, HDL (kolesterol baik) rendah serta LDL (kolesterol jahat) tinggi
  • Mereka yang kurang melakukan aktifitas fisik
  • Orang tua. Ketika menua, kemampuan tubuh untuk memproses gula sebagaimana mestinya akan berkurang, oleh sebab itu orang tua memiliki resiko yang lebih besar untuk terserang diabetes tipe 2.

Apa saja gejala dari prediabetes?

Meskipun sebagian besar orang dengan prediabetes tidak menunjukkan gejala sama sekali, namun gejala-gejala diabetes yang meliputi rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, penglihatan yang kabur, atau rasa lelah yang berlebihan mungkin dapat muncul.

Pemeriksaan laboratorium mungkin menunjukkan beberapa tanda yang mengarah pada prediabetes.

Siapa saja yang harus menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi prediabetes?

  • Mereka yang berusia 45 tahun atau lebih
  • Mereka yang kelebihan berat badan dengan nilai BMI (Body Mass Index) atau IMT (Indeks Massa Tubuh) 25 atau lebih
Atau mereka yang memiliki faktor resiko diabetes seperti berikut ini :
    • Mereka yang kurang melakukan aktifitas fisik
    • Mereka yang memiliki riwayat keluarga menderita diabetes
    • Wanita dengan riwayat diabetes gestasional (diabetes pada masa kehamilan) atau wanita yang melahirkan bayi lebih besar dari 4,5 kg
    • Wanita yang memiliki Polycystic Ovary Syndrome
    • Mereka yang memiliki kadar HDL (kolesterol baik) rendah dan kadar LDL (kolesterol jahat) tinggi
    • Mereka yang memiliki riwayat kadar gula darah abnormal di masa lalu
    • Mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung
    • Mereka yang memiliki tanda-tanda insulin resistance seperti obesitas berat atau acanthosis nigricans (penebalan dan kehitaman pada kulit akibat hiperpigmentasi kulit yang seperti beludru)

Bagaimana prediabetes didiagnosis?

Untuk menentukan diagnosis prediabetes, dokter dapat melakukan 1 dari 3 tes darah yamg berbeda, yaitu : Fasting Plasma Glucose (FPG) Test atau Tes Gula Darah Puasa (GDP), Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) atau Tes Gula Darah 2 jam Post Prandial (GD2PP), dan Hemoglobin A1C

Pada tes Gula Darah Puasa kadar gula darah anda diukur setelah berpuasa selama 8 jam. Pemeriksaan laboratorium ini dapat menentukan apakah tubuh anda dapat melakukan metabolisme glukosa secara tepat. Jika tes Gula Darah Puasa menunjukkan hasil yang abnormal, anda mengalami suatu kondisi yang disebut dengan "impaired fasting glucose", yang mengarah pada prediabetes.

Hasil Tes Gula Darah Puasa (GDP)

Kondisi
Kadar Gula Darah
Normal
Kurang dari 100 mg/dl
Prediabetes
100 – 125 mg/dl
Diabetes
126 mg/dl atau lebih

Tes laboratorium lainnya adalah tes Gula Darah 2 jam Post Prandial. Pada pemeriksaan ini, kadar gula darah anda diukur 2 jam setelah pemberian minuman yang mengandung glukosa dalam jumlah yang besar. Jika tes GD2PP menunjukkan hasil yang abnormal, anda mengalami suatu kondisi yang disebut dengan "impaired glucose tolerance", yang mengarah pada prediabetes.

Hasil Tes Gula Darah 2 jam Post Prandial (GD2PP)

Kondisi
Kadar Gula Darah
Normal
Kurang dari 140 mg/dl
Prediabetes
140 – 199 mg/dl
Diabetes
Lebih dari 200 mg/dl

Hemoglobin A1C Test

Hemoglobin A1C test merupakan suatu tes darah sederhana yang merefleksikan kadar gula darah rata-rata dalam 3 – 4 bulan terakhir. Pemeriksaan ini tidak hanya digunakan untuk mengetahui apakah diabetes anda terkontrol, namun juga dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes.

Normal : 5,6 % atau kurang
Prediabetes : 5,7 – 6,4 %
Diabetes : 6,5 % atau lebih

Mengapa sangat penting untuk mendeteksi dini dan mengobati prediabetes?

Dengan mengidentifikasi tanda-tanda prediabetes sebelum berkembang menjadi diabetes, anda dapat mencegah diabetes tipe 2 dan memperkecil resiko terjadinya komplikasi yang berkaitan dengan kondisi ini, seperti penyakit jantung.

Sebuah penelitian terbaru yang disebut dengan Diabetes Prevention Program (DPP) menemukan bahwa beberapa orang yang memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktifitas fisik dapat mencegah terjadinya diabetes. Dan beberapa diantaranya dapat mengembalikan kadar gula darah kepada rentang normalnya. DPP menemukan bahwa latihan fisik secukupnya selama 30 menit dalam sehari disertai penurunan berat badan sebanyak 7% menurunkan resiko terjadinya diabetes sebesar 60%.

Bagaimana perawatan untuk prediabetes?

  • Diet sehat dan penurunan berat badan
    Penurunan berat badan sebesar 5 – 10 % dapat membuat suatu perubahan besar.
  • Latihan fisik
    Biasakan untuk berolahraga selama 30 menit dalam sehari, 5 hari dalam seminggu. Aktifitas fisik dapat dibagi menjadi beberapa periode singkat, misalnya 3 sesi masing-masing 10 menit. Pilih aktifitas yang anda nikmati, misalnya berjalan kaki. Konsultasikan dengan dokter sebelum meningkatkan level aktifitas.
  • Berhenti merokok
  • Mengobati tekanan darah tinggi dan menurunkan kadar kolesterol

Obat-obatan untuk Perawatan Diabetes

Obat-obatan diabetes membantu mengendalikan kadar gula darah pada orang-orang yang tubuhnya masih memproduksi insulin (sebagian besar penderita diabetes tipe 2). Obat-obatan ini biasanya diresepkan kepada penderita diabetes bersama-sama dengan rekomendasi untuk melakukan perubahan pola makan dan latihan fisik yang teratur. Beberapa obat-obatan seringkali digunakan dalam kombinasi dengan obat-obatan lainnya untuk mendapatkan kontrol gula darah yang optimal.


Ingatlah bahwa penderita diabetes tipe 2 memiliki 2 masalah yang dapat mendorong peningkatan glukosa dalam aliran darah :
  1. Tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk memindahkan glukosa ke dalam sel-sel tubuh.
  2. Sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin, artinya sel-sel tubuh tidak menangkap glukosa sebagaimana mestinya.
Pada akhirnya, penderita diabetes tipe 2 mengalami suatu kondisi yang disebut dengan "beta-cell failure", dimana sel beta pankreas yang memproduksi insulin tidak lagi mampu melepaskan insulin dalam menanggapi kadar gula darah yang tinggi. Oleh karena itu, orang-orang ini seringkali membutuhkan suntikan insulin, atau yang dikombinasikan dengan obat-obatan diabetes yang diminum.

Tipe obat-obatan diabetes yang diminum

Obat-obatan diabetes dikelompokkan dalam beberapa kategori, yang masing-masing bekerja dengan cara yang berbeda-beda.
  • Sulfonylurea
    Obat-obatan ini menurunkan kadar gula darah dengan cara menstimulasi pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin. Sulfonylurea yang pertama kali dikembangkan adalah acetohexamide, chlorpropamide, tolbutamide, dan tolazamide, yang saat ini sudah tidak banyak digunakan lagi karena kurang potensial dan efeknya yang lebih singkat dibandingkan dengan sulfonylurea generasi terbaru, seperti glipizide, glyburide, dan glimepiride yang dapat menyebabkan penurunan HbA1c 1 – 2 %. 
Efek samping sulfonylurea :
  1. Hipoglikemia
  2. Gangguan pencernaan
  3. Ruam kulit atau gatal-gatal
  4. Peningkatan berat badan
  • Biguanide
    Obat-obatan ini meningkatkan kemampuan insulin untuk memindahkan zat gula ke dalam sel-sel tubuh, terutama sel-sel otot, juga mencegah hati untuk melepaskan simpanan zat gula. Obat-obatan tidak boleh digunakan pada penderita kerusakan ginjal atau gagal jantung karena beresiko mencetuskan penumpukan asam yang disebut dengan lactic acidosis. Biguanide dapat menurunkan HbA1c 1 – 2 %. Yang termasuk dalam kategori biguanide adalah metformin.
Efek samping biguanide :
  1. Gangguan pencernaan (mual, diare)
  2. Rasa logam di mulut 
  • Thiazolidinedione
    Obat-obatan ini meningkatkan efektifitas insulin di otot dan jaringan lemak. Obat-obatan ini menurunkan kadar gula yang dilepaskan oleh hati dan membuat sel-sel lemak lebih sensitif terhadap efek insulin. Yang termasuk dalam kategori thiazolidinedione adalah pioglitazone dan rosiglitazone. Thiazolidinedione dapat menurunkan HbA1c 1 – 2 %. Thiazolidinedione membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum memiliki efek menurunkan kadar gula darah. Thiazolidinedione harus digunakan dengan hati-hati pada penderita gagal jantung. Faktanya, di Amerika Serikat, FDA (Food and Drug Administration) telah membatasi penggunaan rosiglitazone, kecuali jika obat-obatan diabetes lainnya tidak mampu mengendalikan kadar gula darah pasien tersebut dan pasien tidak dapat mengkonsumsi pioglitazone. 
Efek samping thiazolidinedione yang jarang terjadi :
  1. Peningkatan enzim hati
  2. Kegagalan fungsi hati
  3. Infeksi saluran pernafasan
  4. Sakit kepala
  5. Retensi cairan
  • Alpha-glucosidase inhibitors
    Meliputi acarbose dan miglitol. Obat-obatan ini menghambat enzim yang membantu pencernaan zat tepung (karbohidrat), dan memperlambat peningkatan kadar gula darah. Obat-obatan ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung, diare, mual, dan kram perut.
  • Meglitinide
    Meliputi repaglinide dan Starlix nateglinide. Obat-obatan ini menurunkan kadar gula darah dengan cara menstimulasi pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin. Efek dari obat ini tergantung pada tinggi rendahnya kadar gula darah pasien. Berbeda dengan cara kerja sulfonylurea yang menyebabkan pelepasan insulin, terlepas dari tinggi rendahnya kadar gula darah pasien, sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia.
Efek samping meglitinide :
  1. Hipoglikemia
  2. Gangguan pencernaan
  • Dipeptidyl peptidase IV (DPP-IV) inhibitors,
    Meliputi sitagliptin, alogliptin, saxagliptin, dan linagliptin. Obat-obatan ini bekerja dengan cara meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas dan menurunkan produksi gula. Obat-obatan ini meningkatkan pelepasan insulin ketika kadar gula darah tinggi, juga memberi sinyal kepada hati untuk berhenti memproduksi gula yang berlebihan. Obat-obatan ini mengendalikan kadar gula darah tanpa menyebabkan peningkatan berat badan. Obat-obatan ini dapat dikonsumsi sendiri maupun dikombinasikan dengan obat-obatan diabetes lainnya seperti metformin.

  • Terapi kombinasi
    Tersedia beberapa obat-obatan yang merupakan kombinasi dari 2 jenis obat dalam 1 tablet. Misalnya :
    • Glucovance = glyburide (golongan sulfonylurea) + metformin.
    • Metaglip = glipizide (golongan sulfonylurea) + metformin
    • Avandamet = metformin + rosiglitazone
    • Kazano = alogliptin + metformin
    • Oseni = alogliptin + pioglitazone
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa obat-obatan diabetes mungkin membantu mencegah diabetes dan komplikasi yang berhubungan dengannya. Metformin dan Precose telah terbukti mengurangi resiko seseorang untuk terserang diabetes tipe 2, terutama jika diimbangi dengan perubahan pola hidup seperti diet sehat dan olahraga teratur. Actos telah terbukti mengurangi resiko serangan jantung dan stroke pada penderita diabetes tipe 2.

Terapi Insulin dalam Perawatan Diabetes

Insulin merupakan hormon yang digunakan dalam pengobatan diabetes dengan cara mengendalikan kadar gula dalam darah. Insulin yang kini beredar di seluruh dunia berasal dari pankreas babi yang dibiakkan dalam ragi (fermentasi). Pernah dilakukan penelitian untuk membuat insulin dari pankreas sapi, meskipun gennya cocok dengan manusia namunnya jumlahnya tidak memadai (1 ekor sapi hanya menghasilkan ½ cc insulin). Kemudian dilakukan percobaan pembuatan insulin dari pankreas kera, namun gennya tidak cocok dengan manusia dan sama sekali tidak dapat dipergunakan.


Orang-orang yang mungkin membutuhkan terapi insulin meliputi :
  • Penderita diabetes tipe 1 (insulin merupakan satu-satunya obat yang dapat digunakan untuk mengontrol peningkatan kadar gula darah yang terjadi pada diabetes tipe 1)
  • Penderita diabetes tipe 2 (insulin dapat digunakan sendiri atau dikombibasikan dengan obat diabetes yang diminum atau disuntikkan)
  • Wanita yang mengidap diabetes gestational (obat-obatan yang diminum tidak dianjurkan bagi wanita hamil)

Tipe insulin yang digunakan dalam pengobatan diabetes

Terdapat beberapa tipe insulin yang digunakan dalam pengobatan diabetes, yang diklasifikasikan berdasarkan seberapa insulin mulai bekerja, kapan insulin mencapai kadar puncak (ketika konsentrasi insulin dalam darah mencapai titik tertinggi), dan berapa lama masa kerja insulin.
  • Rapid-acting insulin
    Mulai bekerja dalam beberapa menit dan berlangsung selama beberapa jam
  • Regular atau short-acting insulin
    Membutuhkan waktu 30 menit untuk bekerja dan berlangsung selama 3 – 6 jam
  • Intermediate-acting insulin
    Membutuhkan waktu 2 – 4 jam untuk bekerja dan efeknya dapat berlangsung sampai 18 jam
  • Long-acting insulin
    Membutuhkan waktu 6 – 10 jam untuk mencapai aliran darah, namun dapat tetap bekerja sepanjang hari
Dokter akan meresepkan insulin yang terbaik bagi anda, dan mungkin anda membutuhkan lebih dari 1 tipe insulin. Sangat penting untuk menjaga dosis insulin anda sepanjang hari untuk menjaga kadar gula darah anda berada dalam rentang normal, disamping memelihara kebiasaan makan dan aktifitas fisik.

Terdapat obat-obatan lainnya yang dapat digunakan bersama-sama dengan terapi insulin. Jika terapi insulin saja tidak dapat mengendalikan kadar gula darah yang memadai, dokter mungkin meresepkan obat tambahan yang menyerupai hormon amilin, yang kadarnya seringkali tidak memadai pada penderita diabetes. Tipe pengobatan ini dapat digunakan pada orang dewasa yang menderita diabetes tipe 1 ataupun tipe 2.

Bagaimana cara pemberian insulin dalam pengobatan diabetes?

Insulin dapat disuntikkan di bawah kulit (subkutan) maupun ke dalam pembuluh darah (intravena), dengan menggunakan jarum suntik, cartridge system, atau prefilled pen system. Selain itu, tersedia juga pompa insulin.

Di bagian tubuh mana insulin disuntikkan?

Daerah penyuntikkan mungkin mempengaruhi waktu berfungsinya insulin dalam tubuh. Perut memiliki tingkat penyerapan tercepat (dan paling konsisten), diikuti oleh lengan, paha, dan pantat.
Anda harus berusaha untuk secara konsisten menyuntikkan insulin pada daerah tubuh yang sama, untuk membantu menjaga penyerapan insulin secara konstan. Anda juga harus merubah titik penyuntikkan dalam daerah tersebut, untuk membantu mencegah kerusakan dan jaringan parut pada jaringan lemak di bawah kulit, yang disebut dengan lipoatrofi.
 
Jika anda berada di Rumah Sakit, anda mungkin mendapatkan suntikan insulin intravena, yang penyerapannya lebih cepat dibandingkan dengan insulin yang disuntikkan di bawah kulit.

Apakah efek samping dari penyuntikkan insulin?

  • Rendahnya kadar gula darah (hipoglikemia)
  • Hipertrofi atau pembesaran daerah tubuh yang terlalu banyak mendapatkan suntikan insulin
  • Ruam pada daerah penyuntikkan atau seluruh tubuh (jarang)

Dosis insulin

Insulin untuk pengobatan diabetes dikemas dalam bentuk vial (botol kecil), dan tersedia dalam konsentrasi 100 atau 500 unit per ml (disebut juga dengan U–100 atau U–500). Yang paling sering digunakan adalah insulin U–100. concentration. Terkadang, pasien membutuhkan insulin dalam dosis yang sangat tinggi, dan dokter mungkin akan meresepkan insulin U–500.
 
Dosis awal dihitung berdasarkan berat badan dan sensitivitas terhadap insulin, yang bervariasi pada tiap penderita diabetes.
 
Untuk penyuntikkan di bawah kulit, biasanya 2/3 dari dosis harian diberikan di pagi hari dan 1/3 dari dosis harian diberikan di sore atau malam hari.

Bagaimana cara penyimpanan insulin?

Selalu simpan 2 botol insulin di tangan anda. Botol yang sedang anda gunakan dapat disimpan dalam suhu kamar (tidak lebih dari 25 derajat celcius) selama 30 hari. Simpan di tempat yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin, dan hindari sinar matahari langsung.

Botol insulin yang sedang anda gunakan tidak perlu dibekukan dalam lemari es. Namun, botol insulin cadangan harus disimpan dalam freezer. Pada malam hari sebelum anda menggunakan insulin cadangan tersebut, keluarkan botol dari freezer dan biarkan menghangat dalam suhu kamar.

Selalu periksa botol insulin anda. Rapid-acting insulin, short-acting insulin, dan beberapa long-acting insulins tertentu harus memberi gambaran yang jernih. Bentuk insulin lainnya memberi gambaran yang keruh namun harus bebas dari gumpalan.

Ketika membawa botol insulin, berhati-hatilah terhadap guncangan. Guncangan pada botol akan menciptakan gelembung yang dapat mempengaruhi kadar insulin dalam penyuntikkan.

Kapan waktu yang tepat untuk penyuntikkan insulin?

Jika anda seorang penderita diabetes, ikuti panduan dokter mengenai waktu penggunaan insulin. Rentang waktu antara penyuntikkan insulin dan waktu makan mungkin bervariasi, bergantung pada tipe insulin yang anda gunakan. Sebagai contoh, jika anda menggunakan rapid-acting insulin, anda harus menyuntikkan insulin 10 menit sebelum atau ketika makan.

Jika anda menggunakan regular atau intermediate-acting insulin, anda harus menyuntikkan insulin satu setengah jam sebelum makan atau sebelum tidur. Dengan menyuntikkan insulin satu setengah jam sebelum makan, memungkinkan makanan terserap pada waktu yang sama dengan waktu ketika insulin mulai bekerja. Hal ini membantu menghindari reaksi penurunan kadar gula darah (hipoglikemia).

Apa yang perlu anda ketahui ketika membeli insulin yang diresepkan dokter?

Periksa label untuk memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter. Penggunaan tipe insulin yang salah dapat mempengaruhi pengendalian kadar gula darah.

Periksa tanggal kadaluarsa pada box insulin. Tanggal kadaluarsa harus memungkinkan anda memiliki cukup waktu untuk menggunakan seluruh botol dalam box tersebut. Insulin akan kehilangan efektifitasnya setelah 1 bulan sejak botol dibuka. Untuk mengetahui berapa lama insulin akan habis, bagi jumlah unit dalam botol dengan jumlah unit yang anda butuhkan setiap hari.

Diabetes Insipidus

Ketika mendengar kata "diabetes", sebagian besar orang akan memikirkan Diabetes Mellitus, yang merupakan suatu kondisi dimana kadar gula darah mengalami peningkatan secara kronis. Faktanya, diabetes merupakan istilah umum untuk kondisi yang menyebabkan peningkatan produksi urin.

Diabetes insipidus mengakibatkan rasa haus dan buang air kecil yang berlebihan. Penyebabya adalah masalah pada hormon tertentu maupun reseptornya. Diabetes insipidus meningkatkan resiko terjadinya dehidrasi.

Apa itu diabetes insipidus?

Apa itu diabetes insipidus? Diabetes insipidus disebabkan oleh masalah yang berhubungan dengan Antidiuretic Hormone (ADH) maupun reseptornya. ADH diproduksi di bagian otak yang disebut dengan hipotalamus dan tersimpan dalam kelenjar pituitari. Pelepasan ADH menyebabkan ginjal menahan pelepasan air, yang membuat urin menjadi lebih pekat.

Normalnya, ketika kita haus atau mengalami dehidrasi ringan, kadar ADH meningkat. Ginjal menyerap lebih banyak air dan mengeluarkan urin yang pekat.

Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh salah satu dari dua masalah yang berhubungan dengan ADH. Yang satu adalah karena terlalu sedikitnya kadar ADH yang diproduksi dan disebut dengan "central diabetes insipidus". Sedangkan yang lainnya adalah ADH diproduksi dalam jumlah yang cukup, namun ginjal tidak dapat meresponnya, dan kondisi ini disebut dengan "nephrogenic diabetes insipidus".

Kedua bentuk diabetes insipidus ini, memberikan hasil yang sama, yaitu ginjal tidak dapat melakukan tugasnya dalam mempertahankan air. Bahkan ketika seorang penderita diabetes insipidus mengalami dehidrasi, ginjal akan mengeluarkan urin yang melimpah dan encer.

Ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan air mengacu pada gejala diabetes insipidus, yaitu :
  • Rasa haus yang berlebihan (polidipsi)
  • Produksi urin yang berlebihan (poliuria)
Pada beberapa penderita, gejala ini menjadi ekstrim dan menyebabkan dehidrasi.

Kehilangan cairan yang berlebihan juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, yang menunjukkan gejala sebagai berikut :
  • Kelemahan tanpa penyebab yang jelas
  • Letargi (penurunan kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiapsiagaan)
  • Nyeri otot
  • Perasaan mudah tersinggung
Mengapa disebut "insipidus?". Insipid dapat berarti hambar atau tanpa rasa. Percaya atau tidak, di masa lalu dokter merasakan air seni untuk mendeteksi penyakit. Tidak seperti Diabetes Mellitus yang menghasilkan air seni yang terasa manis, Diabetes Insipidus menghasilkan air seni yang cair dan tawar (tidak berasa).

Bagaimana diabetes insipidus didiagnosis?

Penderita diabetes insipidus seringkali mencari pertolongan medis karena mengalami gejala rasa haus dan buang air kecil yang berlebihan.

Penegakkan diagnosis diabetes insipidus memerlukan serangkaian pemeriksaan darah dan urin selama beberapa jam. Penderita tidak diberi minum dan menjadi semakin haus. Konsentrasi sodium (natrium) dalam darah dan urin ditentukan dari waktu ke waktu. Pengganti ADH mungkin diberikan untuk melihat respon ginjal terhadapnya dengan melihat kepekatan urin.

Bagaimana perawatan diabetes insipidus?

Bagian terpenting dari perawatan diabetes insipidus adalah minum banyak cairan, untuk menggantikan kehilangan air melalui urin.

Pada central diabetes insipidus, kekurangan ADH dapat digantikan dengan penggunaan obat vasopressin (desmopressin), yang seringkali diberikan dalam bentuk obat semprot hidung dan tersedia juga dalam bentuk obat yang diminum. Terdapat juga terapi yang membantu meningkatkan kinerja ADH.

Nephrogenic diabetes insipidus disebabkan oleh penurunan kemampuan ginjal dalam merespon ADH dan lebih sulit untuk diobati. Jika nephrogenic diabetes insipidus disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, penghentian konsumsi obat dapat mengurangi jumlah urin. Obat-obatan yang dapat meningkatkan gejala nephrogenic diabetes insipidus meliputi indomethacin (indocin) dan obat-obatan diuretik (hydrochlorothiazide atau amiloride).

Apakah diabetes insipidus merupakan penyakit yang serius?

Diabetes insipidus tidak menyebabkan kegagalan fungsi ginjal atau yang mengacu pada dialisis. Ginjal masih dapat menjalankan fungsi utamanya dalam memfilter darah.

Namun, penderita diabetes insipidus rentan terhadap dehidrasi. Mereka perlu memastikan untuk dapat mengakses cairan yang dapat diminum. untuk minum cairan. Aktifitas fisik tertentu aman dilakukan untuk meningkatkan kesehatan. Namun, mereka membutuhkan penggantian cairan yang lebih banyak dibandingkan kebanyakan orang, terutama dalam cuaca panas.

Tuesday, February 26, 2013

Kumpulan Artikel Diabetes PDF

Kumpulan artikel diabetes pdf gratis dapat Anda download disini. Berikut artikel diabetes yang sudah dapat Anda download :

Diabetes melitus tipe 1.pdf (81 KB)
Diabetes melitus type 2.pdf (87.6 KB)
Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Anak Dan Pecegahannya.pdf (72.3 KB)
Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pria.pdf (89.2 KB)
Diabetes tipe 2 dan latihan fisik.pdf (65.8 KB)
Diet sehat diabetes tipe 2.pdf (55.66 KB)
Faktor resiko diabetes tipe 2.pdf (54.48 KB)
Gejala diabetes tipe 2.pdf (53.68 KB)
Pencegahan diabetes melitus tipe 2.pdf (62.97 KB)
Penyebab diabetes tipe 2.pdf (65.68 KB)

Thursday, February 21, 2013

Diabetes Gestasional Pada Ibu Hamil

Diabetes gestasional pada ibu hamil dapat Anda baca pada artikel berikut ini.


Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang terjadi selama masa kehamilan dan merupakan komplikasi kehamilan yang umum terjadi, melibatkan 4% wanita hamil.
 
Anda mungkin memiliki resiko terbesar mengidap diabetes gestasional jika anda :
  • Obesitas di masa kehamilan
  • Memiliki tekanan darah tinggi atau komplikasi medis lainnya
  • Melahirkan bayi > 4,5 kg pada kehamilan sebelumnya
  • Bayi meninggal dalam kandungan pada kehamilan sebelumnya
  • Melahirkan bayi dengan cacat lahir pada kehamilan sebelumnya
  • Mengidap diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
  • Memiliki riwayat keluarga pengidap diabetes
  • Mengidap diabetes tipe 1 atau 2 sebelum kehamilan
  • Berusia di atas 30 tahun
Namun separuh dari wanita yang mengidap diabetes gestasional tidak memiliki faktor resiko seperti yang disebutkan di atas.
 
Jika dibiarkan tanpa perawatan, diabetes gestasional dapat menyebabkan komplikasi serius bagi bayi anda. Misalnya bayi tumbuh terlalu besar, sehingga meningkatkan resiko masalah selama proses persalinan, seperti cedera pada bahu dan lengan bayi. Bayi yang terlalu besar juga meningkatkan resiko anda melahirkan secara cesar atau melahirkan normal dengan bantuan alat seperti forceps atau vacuum. Bayi anda juga mungkin mengalami penurunan kadar gula secara tiba-tiba setelah kelahirannya, dan membutuhkan perawatan larutan gula yang diberikan melalui jarum pada pembuluh darah. Bayi anda juga mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami jaundice (suatu kondisi yang menyebabkan kuningnya kulit dan bagian putih mata) dan masalah pernapasan.
 
Resiko cacat lahir pada janin yang ibunya mengidap diabetes gestasional sangat rendah, karena kebanyakan diabetes gestasional terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan, ketika janin sudah sepenuhnya berkembang. Resiko cacat lahir meningkat hanya jika anda mengidap diagnosis sebelum kehamilan yang tidak terdiagnosis atau jika anda memiliki kadar gula darah yang tidak terkontrol pada 6-8 minggu pertama kehamilan.
 
Jika anda pengidap diabetes gestasional, bayi anda tidak memiliki peningkatan resiko diabetes tipe 1 selama masa kanak-kanak. Namun, anak anda memiliki kecenderungan untuk mengidap diabetes tipe 2 di masa-masa yang akan datang serta kelebihan berat badan sepanjang hidupnya.
 
Pada kebanyakan kasus, kadar gula darah kembali normal setelah melahirkan. Namun sekali mengidap diabetes gestasional, anda memiliki kecenderungan untuk mengidapnya lagi pada kehamilan berikutnya. Anda juga memiliki peningkatan resiko mengidap penyakit diabetes di masa-masa yang akan datang. Wanita yang mengidap diabetes gestasional memiliki kemungkinan 50% mengidap diabetes 10-20 tahun setelah melahirkan. 

Penyebab diabetes gestasional

Diabetes gestasional merupakan akibat dari perubahan yang terjadi pada wanita selama masa kehamilan. Peningkatan kadar hormon tertentu (cortisol, estrogen, dan human placental lactogen) dapat berpengaruh pada kemampuan tubuh untuk mengendalikan kadar gula darah. Kondisi ini disebut insulin resisten. Biasanya pankreas (organ tubuh yang memproduksi insulin) dapat mengimbangi insulin resisten dengan meningkatkan produksi insulin (sekitar 3 kali kadar normal). Jika pankreas tidak dapat mencukupi peningkatan produksi insulin untuk menanggulangi efek dari peningkatan hormon, kadar gula darah anda akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional.

Gejala diabetes gestasional

Wanita hamil dengan diabetes gestasional biasanya tidak menunjukkan gejala. Kebanyakan wanita mengetahui dirinya mengidap diabetes gestasional pada pemeriksaan kehamilan rutin.
Gejala yang sangat jarang, khususnya jika diabetes gestasional anda tidak terkontrol, anda mungkin merasakan :
  • Lebih haus
  • Lebih lapar dan makan lebih banyak
  • Lebih banyak buang air kecil

Bagaimana anda mengetahui bahwa anda mengidap diabetes gestasional?

Jika anda memiliki faktor resiko diabetes, seperti kelebihan berat badan, memiliki tekanan darah tinggi, atau memiliki riwayat keluarga pengidap diabetes, sebaiknya anda melakukan tes gula darah sebelum hamil atau segera setelah mengetahui anda hamil. Karena kebanyakan cacat lahir terjadi pada 3-6 minggu setelah pembuahan, sangat penting untuk mengontrol diabetes bahkan sebelum anda hamil.
 
Kebanyakan wanita didiagnosis mengidap diabetes gestasional pada masa 24-28 minggu kehamilan. Walaupun beberapa panduan menyarankan hanya wanita yang memiliki resiko diabetes gestasional saja yang diperiksa gula darahnya pada masa kehamilan, dokter biasanya akan merekomendasikan anda melakukan pemeriksaan gula darah pada minggu ke 24 dan 28 kehamilan, walaupun anda tidak beresiko. Pada pemeriksaan (glucose challenge screening test) tersebut, anda akan diberikan minuman yang sangat manis, mengandung 50 gram gula. Satu jam setelah minum larutan gula tersebut, kadar gula darah anda akan diperiksa.
 
Jika hasil glucose challenge screening test tersebut di atas normal (> 130-140 mg/dL), anda akan diminta kembali pada dokter untuk melakukan tes yang disebut glucose tolerance test.  Anda akan diminta berpuasa 8-12 jam sebelum tes dilakukan. Setelah darah anda di tes untuk melihat kadar gula darah puasa, anda akan diberikan minuman yang mengandung 100 gram glukosa. Darah anda akan di tes lagi 1, 2, dan 3 jam kemudian. Anda dikatakan mengidap diabetes gestasional jika 2 atau lebih tes menunjukkan hasil di atas normal.

Perawatan untuk diabetes gestasional

Jika anda mengidap diabetes gestasional, anda akan diminta mengikuti diet dan pola hidup sehat untuk menjaga gula darah anda tetap pada level aman.
 
Modifikasi diet
Anda akan diminta menemui ahli gizi untuk membantu anda mendesain diet plan yang rasional, tidak hanya untuk mengendalikan diabetes gestasional anda, namun juga tetap mendukung perkembangan bayi anda. Ahli gizi akan merekomendasikan total kalori harian yang sesuai dengan tinggi dan berat badan anda. Ahli gizi akan mengajari bagaimana untuk menyeimbangkan diet anda, mungkin dengan menyarankan bahwa 10-20% kalori berasal dari protein (seperti daging, keju, telur, seafood, dan polong-polongan); kurang dari 30% kalori berasal dari lemak (kurang dari 10% nya berasal dari lemak jenuh); dan sisanya berasal dari karbohidrat (seperti nasi, roti, sereal, pasta, buah-buahan dan sayur-sayuran)
 
Latihan fisik
Latihan fisik 4-5 kali seminggu membantu tubuh menggunakan insulin lebih efisien, yang membantu mengontrol kadar gula darah. Namun ikuti instruksi dokter mengenai latihan fisik yang cocok untuk anda.
 
Untuk memastikan penyesuaian diet dan/atau latihan fisik, kadar gula darah anda mungkin perlu di tes secara teratur sebelum makan dan 1 atau 2 jam sesudah makan, dengan mesin sederhana yang dapat digunakan di rumah (glucometer).
 
Jika kadar gula darah tetap meningkat walaupun telah mengikuti diet dan pola hidup sehat, anda mungkin membutuhkan suntikan insulin untuk mengendalikan kadar gula darah dan melindungi bayi anda. Namun, hanya sebagian kecil wanita hamil dengan diabetes gestasional yang mendapatkan insulin. Wanita hamil tidak direkomendasikan minum obat-obatan untuk mengendalikan kadar gula darah, berkaitan dengan efeknya yang membahayakan bagi bayi.
 
Walaupun kebanyakan wanita dengan diabetes gestasional dapat melahirkan secara normal melalui vagina, beberapa dokter cenderung lebih menyukai melahirkan bayi lebih awal dari taksiran persalinan melalui operasi cesar jika bayi terlalu besar.
 
Setelah melahirkan, dokter akan memastikan apakah kadar gula darah anda sudah kembali normal. Anda mungkin perlu melakukan tes gula darah kembali sekitar 6 minggu setelah melahirkan, dan setidaknya tiga tahun sekali setelahnya. Karena wanita hamil dengan diabetes gestasioanl memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengidap diabetes di masa-masa yang akan datang, beberapa dokter bahkan mungkin akan menyarankan agar tes gula darah dilakukan setiap tahun.

Bagaimana cara mencegah diabetes gestasional?

Tidak seorang pun yakin apakah mungkin untuk mencegah diabetes gestasional. Namun, langkah-langkah berikut ini mungkin akan menurunkan resiko tersebut :
  • Menghindari peningkatan berat badan yang berlebihan baik sebelum maupun selama masa kehamilan
  • Melakukan latihan fisik yang disarankan dokter
  • Diet seimbang
  • Menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan insulin resisten bertambah parah (seperti prednison dan obat-obatan sejenisnya)

Saturday, February 16, 2013

Latihan Fisik Untuk Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Latihan Fisik Untuk Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 - Latihan fisik sangat penting dalam manajemen diabetes tipe 2. Dikombinasikan dengan diet sehat dan obat-obatan (jika diresepkan), latihan fisik dapat membantu mengontrol berat badan dan kadar gula darah anda.


Latihan fisik membantu mengontrol diabetes tipe 2 dengan cara :

  • Meningkatkan penggunaan insulin oleh tubuh
  • Membakar kelebihan lemak tubuh, membantu menurunkan dan mempertahankan berat badan normal. Penurunan lemak tubuh juga berakibat pada peningkatan sensitivitas tubuh terhadap insulin
  • Meningkatkan kekuatan otot
  • Meningkatkan kepadatan dan kesehatan tulang
  • Menurunkan tekanan darah
  • Membantu melindungi tubuh dari serangan penyakit jantung dan pembuluh darah dengan cara menurunkan kadar LDL (kolesterol "jahat")
  • Meningkatkan sirkulasi darah dan menurunkan resiko terserang penyakit jantung
  • Meningkatkan energi dan kemampuan kerja
  • Menurunkan stres, mendorong relaksasi, serta melepaskan ketegangan dan kecemasan

Bagaimana latihan fisik mempengaruhi kadar gula darah?


Normalnya, insulin dilepaskan dari pankreas ketika kadar gula dalam darah (glukosa) meningkat, misalnya setelah makan. Insulin merangsang hati dan otot untuk menyerap kelebihan glukosa ini. Hal ini mengakibatkan penurunan kadar gula darah.

Ketika kita melakukan latihan fisik, tubuh membutuhkan energi atau bahan bakar (dalam bentuk glukosa) ekstra menggerakkan otot. Untuk gerakan fisik yang cepat dan singkat, seperti berlari mengejar bus, otot dan hati dapat melepaskan simpanan glukosanya sebagai bahan bakar. Namun untuk latihan fisik yang ringan dan kontinyu, otot menyerap glukosa hampir 20 kali laju normal. Hal ini membantu menurunkan kadar gula darah. Pada saat yang bersamaan, kadar insulin akan menurun, sehingga resiko hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah) dapat diminimalisir.

Namun latihan fisik yang berat dapat memiliki efek yang berlawanan dan meningkatkan kadar glukosa sementara tepat setelah anda berhenti bergerak. Tubuh mengenali latihan fisik yang berat sebagai tekanan dan melepaskan hormon yang memberitahu tubuh untuk meningkatkan kadar gula darah untuk memberi bahan bakar pada otot. Jika anda memiliki penyakit diabetes, anda perlu mengecek kadar gula darah setelah latihan fisik.

Apakah kadar gula darah bisa menjadi sangat tinggi karena latihan fisik?


Ya, bisa saja. Pada beberapa kasus, anda sebaiknya menghentikan latihan fisik ketika kadar gula darah anda menjadi sangat tinggi.

Tipe latihan fisik apa yang terbaik untuk diabetes melitus tipe 2?


Latihan kekuatan

Penemuan terakhir menunjukkan latihan kekuatan memiliki dampak yang sangat besar dalam membantu manajemen diabetes. Penelitian terbaru menunjukkan, 16 minggu latihan fisik menghasilkan perkembangan yang dramatis dalam mengontrol kadar gula dibandingkan dengan obat-obatan diabetes. Selain itu, subyek penelitian menjadi lebih kuat, berotot, kehilangan lemak tubuh, tidak depresi, dan merasa lebih percaya diri.

Kemampuan aerobik

Setiap aktivitas yang meningkatkan denyut jantung dan mempertahankannya untuk jangka waktu yang lama akan mengembangkan kemampuan aerobik anda. Latihan aerobik membantu menurunkan resiko diabetes tipe 2 dan membantu penderita untuk mengontrol kadar gula darahnya lebih baik. Selain manfaat kesehatan, latihan ini juga lebih menyenangkan dan menaikkan mood anda. Sulit untuk merasa stress ketika anda berjalan di atas treadmill atau berenang di kolam renang.

Tips latihan fisik pada diabetes tipe 2


  • Untuk mengurangi resiko hipoglikemia, ikuti latihan fisik rutin, waktu makan, dan minum obat-obatan pada waktu yang sama setiap harinya.
  • Latihan fisik yang lama (beberapa jam) dan berat (kemampuan maksimum) dapat menyebabkan tubuh anda memproduksi aderenalin dan hormon lainnya yang dapat menghalangi efek insulin dan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Jika anda mengikuti latihan fisik seperti ini, insulin atau kalori yang terbuang mungkin perlu digantikan. Bicarakan pada dokter untuk menyesuaikan dosis obat diabetes anda.
  • Hati-hati melakukan latihan fisik saat obat anda mencapai efek maksimumnya.
  • Lakukan latihan fisik bersama dengan orang yang tahu anda mengidap diabetes dan tahu apa yang harus dilakukan jika mengalami reaksi hipoglikemia.
  • Cek gula darah anda sebelum, selama, dan sesudah latihan fisik dan selalu bawa makanan/minuman yang mengandung karbohidrat seperti buah atau jus/sari buah, karena reaksi hipoglikemia bisa saja terjadi.

Tips khusus


  • Diskusikan dengan dokter latihan fisik apa yang cocok untuk anda. Komplikasi diabetes seperti penyakit mata berat dan kerusakan saraf dapat membuat beberapa bentuk latihan fisik berbahaya bagi anda. Dokter juga harus menjadwalkan tes untuk melihat bagaimana respon jantung anda terhadap latihan fisik tersebut.
  • Jangan melakukan latihan fisik jika kadar gula darah anda > 250 mg/dL dan keton positif. Hal ini mengindikasikan bahwa anda mungkin sudah kekurangan insulin dan latihan fisik hanya akan meningkatkan kadar gula darah anda.

General Exercise Guidelines and Precautions


  • Mulailah perlahan-lahan dan tingkatkan kemampuan anda secara bertahap.
  • Pilih aktivitas yang anda nikmati. Jadikan latihan fisik sebagai komitmen seumur hidup.
  • Lakukan latihan fisik sedikitnya 3-4 kali seminggu (idealnya setiap hari), masing-masing sekitar 30 menit. Latihan fisik yang baik harus meliputi 5-10 menit pemanasan, 15-30 menit aerobik (misalnya berjalan kaki atau bersepeda), diikuti 5 menit pendinginan.
  • Tambahkan latihan kekuatan atau ketahanan otot rutin 2-3 kali seminggu.
  • Pergunakan sepatu yang baik dan lakukan perawatan kaki yang sesuai.
  • Minum air sebelum, selama, dan sesudah latihan fisik untuk mencegah dehidrasi.
  • Hentikan latihan fisik yang menyebabkan rasa sakit. Jika terus dilanjutkan, mungkin akan menyebabkan stres dan kerusakan pada sendi.

Haruskah menghentikan latihan fisik ketika berat badan ideal telah tercapai?


Latihan fisik merupakan komitmen seumur hidup. Tanpa menghiraukan berat badan, anda harus melakukan latihan fisik sedikitnya 150 menit dalam seminggu. Idealnya, anda tidak boleh melewatkan 2 hari tanpa latihan fisik.

Friday, February 15, 2013

Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe 2

Faktor resiko diabetes melitus tipe 2 - Apakah anda memiliki faktor resiko untuk mengidap diabetes tipe 2? Terjadinya kasus diabetes tipe 2 telah berlipat ganda selama tiga dekade terakhir. Walaupun penyebab diabetes tipe 2 belum diketahui, namun ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terserang penyakit ini.

Di amerika diperkirakan sekitar 70-80 juta orang memiliki sindrom insulin resisten, yang merupakan faktor resiko untuk penyakit diabetes tipe 2. Jika anda mempelajari mengenai sindrom ini, anda mungkin ingin memulai perubahan gaya hidup yang direkomendasikan untuk menurunkan kemungkinan anda mendapatkan masalah serius ini.
 

Faktor resiko diabetes melitus tipe 2


Seseorang yang memiliki satu atau seluruh faktor resiko yang disebutkan berikut ini mungkin akan mendapatkan diabetes tipe 2.

  • Riwayat keluarga
    Jika orang tua atau saudara kita ada yang memiliki penyakit diabetes, resiko kita untuk mendapatkan diabetes tipe 2 pun meningkat.
  • Usia diatas 45 tahun
  • Ras atau etnis tertentu
    resiko diabetes tipe 2 lebih besar pada etnis amerika latin, afro-amerika, indian, dan asia.
  • Sindrom metabolik (disebut juga sindrom insulin resisten).
  • Kelebihan berat badan
    Jika index massa tubuh anda lebih besar dari angka 25, anda memiliki resiko tinggi terserang diabetes.
  • Hipertensi
  • Kadar lemak yang abnormal
    Kadar HDL (kolesterol "baik") dibawah 35 mg/dL dan/atau kadar trigliserida diatas 250 mg/dL meningkatkan resiko anda terkena diabetes.
  • Riwayat diabetes gestasional
    Kadar gula darah yang tinggi selama masa kehamilan atau saat melahirkan bayi lebih besar dari 9 pon dapat meningkatkan resiko anda terkena diabetes tipe 2.
  • Terganggunya toleransi glukosa 

Faktor resiko lainnya adalah :
  • Riwayat polycystic ovarium (kista indung telur)
  • Ketidakaktifan fisik
  • Riwayat penyakit pembuluh darah (misalnya stroke)

Apa Penyebab Diabetes Tipe 2

Apa Penyebab Diabetes Tipe 2? - Diabetes adalah suatu penyakit yang melibatkan masalah pada hormon insulin. Walaupun tidak semua penderita diabetes tipe 2 kelebihan berat badan, namun obesitas dan kurangnya aktivitas fisik merupakan 2 hal yang paling umum menyebabkan penyakit ini.


Pada orang sehat, pankreas melepaskan insulin untuk membantu tubuh menyimpan dan menggunakan zat gula dari makanan yang kita makan. Diabetes terjadi ketika salah satu dari hal dibawah ini terjadi :

  • Pankreas tidak menghasilkan insulin
  • Pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah kecil
  • Tubuh tidak bereaksi sebagaimana mestinya terhadap insulin (insulin resistance)

Tidak seperti penderita diabetes tipe 1, tubuh penderita diabetes tipe 2 memproduksi insulin, namun insulin yang dikeluarkan pankreas tidak cukup atau tubuh tidak dapat mengenali insulin dan tidak dapat mempergunakannya sebagaimana mestinya. Ketika insulin tidak cukup atau insulin tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh dan kadarnya meningkat di dalam aliran darah. Ketika glukosa lebih banyak dalam darah dibandingkan yang masuk ke dalam sel, ia menyebabkan kerusakan dibeberapa area tubuh. Selain itu, karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan glukosa yang mereka butuhkan, mereka tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Peran insulin dalam menyebabkan diabetes tipe 2


Pemahaman tentang pentingnya insulin membantu kita mengetahui tentang bagaimana tubuh menggunakan makanan yang kita makan sebagai energi. Tubuh kita tersusun dari jutaan sel. Untuk membuat energi, sel-sel ini membutuhkan makanan dalam bentuk yang paling sederhana. Ketika kita makan atau minum, mereka dipecah menjadi zat gula sederhana yang disebut glukosa. Kemudian glukosa diangkut melalui aliran darah menuju sel-sel ini agar mereka dapat mempergunakannya untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh untuk aktivitas sehari-hari.

Kadar glukosa dalam aliran darah diatur secara ketat oleh insulin dan hormon lainnya. Insulin selalu dilepaskan dalam jumlah sedikit oleh pankreas. Ketika kadar glukosa dalam darah meningkat sampai level tertentu, pankreas akan melepaskan lebih banyak insulin untuk menekan lebih banyak glukosa ke dalam sel-sel tubuh. Hal ini mengakibatkan penurunan kadar glukosa dalam darah.

Untuk menjaga agar kadar glukosa tidak terlalu rendah (hipoglikemia), tubuh memberi sinyal agar kita makan serta melepaskan glukosa dari tempat penyimpanannya di dalam hati, hal ini juga memberi tanda agar tubuh menurunkan kadar insulin yang dilepaskan.

Penderita diabetes baik yang tidak dapat memproduksi insulin maupun yang sel-sel tubuhnya tidak lagi dapat mengenali insulin, memiliki kadar gula yang tinggi. Dengan pengertian, penderita diabetes memiliki kadar gula darah > 126 mg/dL dalam keadaan puasa atau > 200 mg/dL dalam keadaan tidak puasa. Diabetes harus ditegakkan dengan setidaknya dua tes ini, atau dengan mengulang salah satu tes pada hari yang berbeda.

Faktor resiko diabetes tipe 2


Diabetes tipe 2 dipercaya memiliki kaitan genetik yang kuat, artinya ia memiliki kecenderungan untuk diturunkan dalam keluarga.

Jika anda memiliki faktor resiko diabetes tipe 2, sangat penting untuk meminta dokter anda melakukan tes diabetes. Dengan diet diabetes yang sesuai dan pola hidup sehat diiringi dengan pengobatan bila diperlukan, kita dapat mengatasi diabetes dengan mudah.

Faktor resiko diabetes tipe 2 meliputi :

  • Tekanan darah tinggi
  • Tingginya kadar trigliserida
  • Kehamilan
  • Diet tinggi lemak dan karbohidrat
  • Tingginya asupan alkohol
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Etnis
  • Usia
Semoga artikel apa penyebab diabetes tipe 2 dapat membantu Anda terhindar dari penyakit diabetes.

Gejala Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 dapat menimbulkan komplikasi yang serius. Itu sebabnya sangat penting untuk mengetahui bagaimana mengenali gejala diabetes tipe 2. Bicarakan dengan dokter anda mengenai langkah-langkah pencegahan yang dapat kita mulai dari sekarang, untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.


Gejala diabetes tipe 2

Gejala diabetes tipe 2 yang berkaitan dengan tingginya kadar gula darah meliputi :

  • Meningkatnya rasa haus
  • Meningkatnya rasa lapar (khususnya setelah makan)
  • Mulut kering
  • Sering buang air kecil
  • Penurunan berat badan (walaupun banyak makan dan terus merasa lapar)
  • Lemah dan kelelahan
  • Penglihatan kabur
  • Sakit kepala
  • Kehilangan kesadaran (jarang)

Hubungi petugas kesehatan jika anda memiliki gejala diabetes tipe 2 atau bila anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai diabetes tipe 2. Sangat penting untuk mendapatkan tes diabetes dan memulai rencana perawatan sedini mungkin untuk mencegah komplikasi diabetes yang serius.

Diabetes tipe 2 biasanya tidak terdiagnosis sampai komplikasi terjadi. Faktanya sekitar tiga orang dari seluruh penderita tidak tahu bahwa mereka mengidap penyakit tersebut.

Gejala lain diabetes tipe 2 meliputi :

  • Penyembuhan luka yang lambat
  • Gatal-gatal pada kulit (biasanya diseputar vagina atau selangkangan)
  • Seringnya infeksi jamur
  • Perubahan warna kulit menjadi kehitaman seperti beludru pada leher, ketiak, atau selangkangan (acanthosis nigricans)
  • Mati rasa dan kesemutan pada tangan dan kaki
  • Menurunnya daya penglihatan
  • Impotensi

Diet Diabetes Melitus Tipe 2

Diet Diabetes Melitus Tipe 2 - Mempertahankan diet sehat penting bagi semua orang, namun menjadi sangat penting bagi penderita diabetes. Diet dan mengikuti rencana makanan yang tepat memudahkan mereka dalam berjuang mempertahankan kadar gula darah yang terkontrol. Apakah rencana makanan yang tepat itu? Panduan berikut ini mungkin membantu menjawab pertanyaan mengenai diabetes dan nutrisi.


Karbohidrat dan serat dalam diet diabetes melitus tipe 2


Karbohidrat menyediakan bahan bakar bagi tubuh dalam bentuk glukosa, yang merupakan sumber energi utama bagi seluruh sel-sel tubuh.

Karbohidrat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk, yaitu : tunggal dan majemuk. Yang termasuk karbohidrat tunggal adalah glukosa, sukrosa, laktosa, dan fruktosa. Mereka terkandung dalam gula murni dan buah-buahan. Karbohidrat majemuk adalah pati/zat tepung, yang tersusun dari karbohidrat-karbohidrat tunggal. Mereka ditemukan dalam biji-bijian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan gandum. Karbohidrat majemuk dianggap lebih sehat karena ia lambat dicerna oleh tubuh, sehingga menyediakan sumber energi yang mantap. Ia juga mengandung sejumlah besar serat.

Dibandingkan dengan lemak atau protein, karbohidrat memiliki efek paling cepat terhadap gula darah, karena ia secara langsung dipecah menjadi gula selama proses pencernaan.

Karbohidrat sebagian besar ditemukan pada :

  • Buah-buahan
  • Susu dan yogurt
  • Roti, sereal, nasi, pasta
  • Sayur-sayuran yang mengandung zat tepung seperti kentang, jagung, dan kacang-kacangan

Serat adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicernakan. Ia memainkan peranan penting dalam proses pencernaan dengan membantu pergerakan makanan di sepanjang saluran pencernaan dan melancarkan "kotoran" melewati usus. Sebagai tambahan, diet tinggi serat dikaitkan dengan rendahnya resiko obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

Serat juga :

  • Memperlambat penyerapan gula, membantu mengontrol kadar gula darah lebih baik.
  • Mengikat kolesterol, menurunkan kadar LDL (kolesterol "jahat") dalam darah.
  • Merupakan sumber vitamin dan mineral.
  • Membantu mencegah sembelit, mengurangi resiko gangguan pada usus.
  • Mendukung penurunan berat badan dengan membantu mengurangi asupan kalori (ia menambah massa pada makanan yang kita makan, sehingga membuat kita merasa lebih cepat kenyang)

Cara terbaik untuk meningkatkan asupan serat adalah dengan lebih banyak menkonsumsi :

  • Buah-buahan dan sayur-sayuran segar
  • Biji-bijian dan kacang-kacangan
  • Roti, sereal, dan biskuit gandum
  • Beras merah

Lemak dan diet diabetes melitus tipe 2


Karena diabetes meningkatkan resiko anda terserang penyakit jantung, memakan makanan rendah lemak (terutama lemak jenuh) sangat penting untuk menjaga resiko tersebut serendah mungkin. Sebagai tambahan, membatasi kalori dari lemak dapat membantu anda menurunkan berat badan, apalagi jika dikombinasikan dengan program latihan fisik.

Penyumbang utama lemak jenuh datang dari keju, daging, susu, dan makanan yang dipanggang. Lemak tak jenuh juga menyumbang resiko penyakit jantung. Mereka terdapat dalam minyak sayur yang sering kita gunakan untuk menggoreng.

Berikut ini beberapa panduan umum dalam memilih dan mempersiapkan makanan rendah lemak untuk diet diabetes tipe 2 :

  • Pilih daging unggas, ikan, atau daging merah yang tidak berlemak, dan protein nabati. Cara memasaknya jangan digoreng, tapi dengan memanggang atau merebusnya.
  • Pilih produk olahan susu yang tanpa/rendah lemak, seperti susu skim..
  • Gunakan minyak sayur yang mengandung lemak jenuh yang dapat membantu menurunkan kadar LDL (kolesterol "jahat")
  • Semua jenis buah-buahan dan sayur-sayuran adalah pilihan rendah lemak yang baik.

Garam dan diet diabetes melitus tipe 2


Diabetes meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. Kadar garam yang tinggi dalam diet anda akan mempertinggi resiko diabetes melitus. Sebaiknya anda membatasi atau menghindari makanan-makanan dengan kadar garam tinggi berikut ini :

  • Penyedap rasa
  • Daging kalengan (seperti kornet), dan sayur-sayuran (sop) kalengan
  • Kecap, saus tomat, saus salad, saus steak, dan saus-saus dalam kemasan lainnya
  • Makanan yang diasamkan, seperti acar
  • Daging olahan, seperti sosis
  • Snack yang mengandung MSG (monosodium glutamat)

Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2

Pencegahan diabetes melitus tipe 2 dapat dilakukan dengan perhatian extra, anda mungkin dapat mencegah diabetes tipe 2. Seperti kata pepatah 'mencegah lebih baik dari pada mengobati'. Beberapa langkah pencegahan antara lain mengadopsi pola hidup sehat dan pengobatan diabetes bila diperlukan. Beberapa dokter merekomendasikan pemeriksaan diabetes tipe 2 pada usia 30 tahun bagi mereka yang beresiko, seperti mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes atau mereka yang kelebihan berat badan.


Pola hidup sehat untuk mencegah diabetes melitus tipe 2


Memang, beberapa faktor resiko diabetes seperti usia, riwayat keluarga, dan etnis tidak dapat diubah. Namun mengubah faktor resiko lainnya dengan makan makanan yang sehat dan memperbanyak aktivitas fisik, dengan atau tanpa penurunan berat badan, dapat membantu mencegah diabetes melitus tipe 2.

Sebagai tambahan, jika anda memiliki tekanan darah tinggi atau kelebihan berat badan, serta memodifikasi pola hidup dapat membantu mencegah diabetes tipe 2. Dokter akan membuat rekomendasi yang spesifik yang cocok untuk anda termasuk pola makan dan latihan fisik. Pengobatan yang membantu anda berhenti merokok, menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah juga membantu menurunkan resiko komplikasi.

Sebuah penelitian oleh Harvard School of Public Health yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menemukan bahwa kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor resiko yang paling penting untuk terjadinya diabetes tipe 2. Dengan follow-up selama 16 tahun, penelitian menunjukkan latihan fisik rutin sedikitnya 30 menit setiap hari, 5 hari dalam seminggu dan menjalankan diet rendah lemak dan tinggi serat secara signifikan membantu dalam pencegahan diabetes melitus tipe 2.

Yang harus digarisbawahi : pencegahan diabetes tipe 2 akan menjadi lebih mudah dengan mengadopsi pola hidup sehat.

Peran obat-obatan dalam pencegahan diabetes melitus tipe 2


Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengobatan diabetes tidak hanya mengontrol diabetes tipe 2 yang sudah diderita namun juga dapat membantu mencegah terjadinya diabetes tipe 2 pada mereka yang memliki gangguan toleransi glukosa. Ada beberapa penelitian yang berbeda yang menunjukkan bahwa beberapa jenis obat diabetes bersama dengan pola hidup sehat dapat menurunkan resiko terjadinya diabetes tipe 2 bagi mereka yang memiliki resiko tinggi.

Thursday, February 14, 2013

Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pria

Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pria - Diabetes tipe 2 yang memiliki nama lain yaitu non-insulin dependant diabetes atau adult-onset diabetes merupakan bentuk penyakit diabetes yang paling umum ditemui. Penelitian di Amerika menunjukkan 90-95% dari 13 juta pria mengidap diabetes tipe 2.


Tidak seperti diabetes tipe 1, tubuh pengidap diabetes tipe 2 mampu memproduksi insulin namun insulin yang dihasilkan pankreas tidak cukup atau tubuh tidak mampu mengenali insulin dan mempergunakan sebagaimana mestinya. Hal ini disebut juga insulin resistance. Ketika insulin tidak cukup atau ia tidak dipergunakan sebaimana mestinya, gula darah tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar. Ketika kadar gula dalam darah meningkat melebihi yang ada dalam sel-sel tubuh, sel-sel tubuh tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Masalah lain yang timbul berkaitan dengan peningkatan kadar gula dalam darah meliputi :

  • Dehidrasi
    Peningkatan kadar gula dalam darah dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil sebagai usaha tubuh untuk membuang kelebihan kadar gula. Ketika ginjal membuang gula melalui air seni, sejumlah besar air juga ikut terbuang dan menyebabkan dehidrasi.
  • Hyperosmolar nonketotic diabetic coma
    ketika pengidap diabetes tipe 2 mengalami dehidrasi berat dan tidak dapat minum cukup cairan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, ia dapat mengalami komplikasi yang mengancam jiwa ini.
  • Kerusakan tubuh
    Dari waktu ke waktu, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak saraf dan pembuluh darah kecil pada mata, ginjal, dan jantung dan dapat memicu terjadinya atherosclerosis (pengerasan pembuluh nadi besar) yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Siapa saja yang dapat mengidap diabetes tipe 2?


Siapapun bisa saja terserang diabetes, baik pria (laki-laki) atau perempuan (wanita), orang dewasa, bahkan diabetes pada anak dapat terjadi , namun mereka-mereka yang memiliki resiko tertinggi adalah yang obesitas atau kelebihan berat badan, wanita dalam masa kehamilan (gestational diabetes), orang yang memiliki anggota keluarga pengidap diabetes tipe 2, dan orang yang memiliki metabolic syndrome (sekumpulan masalah yang meliputi tingginya kadar kolesterol dan trigliserida, rendahnya kadar kolesterol "baik" HDL dan tingginya kadar kolesterol "jahat" LDL, serta tingginya tekanan darah). Sebagai tambahan, orang dengan usia yang lebih tua lebih rentan untuk megidap penyakit ini, karena penuaan menyebabkan toleransi tubuh terhadap gula menurun.

Apa penyebab diabetes tipe 2?


Meskipun lebih umum ditemui dibandingkan diabetes tipe 1, namun penyebab diabetes tipe 2 kurang dipahami dengan baik. Sepertinya ia disebabkan oleh faktor yang multipel dan bukan suatu masalah tunggal.

Diabetes tipe 2 dapat diturunkan dalam keluarga, namun secara pasti bagaimana ia diwariskan atau seperti apa identitas faktor genetik tunggalnya belum diketahui.

Bagaimana gejala diabetes tipe 2?


Gejala diabetes tipe 2 dapat bervariasi antara pengidap satu dengan lainnya. Adapun gejalanya adalah sebagai berikut :

  • Meningkatnya rasa haus
  • Meningkatnya rasa lapar (khususnya setelah makan)
  • Mulut kering
  • Mual dan terkadang muntah
  • Sering buang air kecil
  • Lemah dan cepat merasa lelah
  • Penglihatan kabur
  • Mati rasa atau kesemutan pada tangan atau kaki
  • Sering mengalami infeksi pada kulit atau saluran kencing

Jarang ditemukan pasien yang baru didiagnosis setelah ia datang ke Rumah Sakit akibat diabetic coma.

Bagaimana mendiagnosis diabetes tipe 2?


Ketika petugas kesehatan mencurigai anda mengidap diabetes tipe 2, pertama-tama ia akan memeriksa kadar gula darah anda. Sebagai tambahan, ia mungkin akan melihat kadar gula atau keton dalam urin anda.

Tes yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes tipe 2 meliputi tes gula darah puasa atau tes gula darah sewaktu. 

Komplikasi diabetes tipe 2


Bila diabetes tipe 2 anda tidak terkontrol dengan baik, ada beberapa komplikasi serius atau bahkan mengancam jiwa yang mungkin anda alami, yaitu :

  • Retinopati
    Seiring dengan berkembangnya penyakit ini, penderita akan mengalami masalah penglihatan. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol tidak hanya kadar gula darah, tapi juga tekanan darah dan kadar kolesterol untuk mencegah berkembangnya penyakit mata ini. Untungnya, pada sebagian besar kasus kehilangan penglihatan tidaklah signifikan.
  • Kerusakan ginjal
    Semakin lama anda mengidap diabetes, resiko anda mengalami penyakit ginjal juga semakin besar. Komplikasi ini mengantarkan kepada resiko penyakit yang serius, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung.
  • Gangguan peradaran darah dan kerusakan saraf
    Kerusakan pada saraf dan atherosclerosis dapat menyebabkan penurunan sensasi saraf dan sirkulasi darah yang buruk pada kaki. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan terjadinya infeksi serta borok yang sulit sembuh dan secara signifikan meningkatkan resiko amputasi. Kerusakan saraf juga dapat menyebabkan terjadinya masalah pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.
Download (unduh) artikel diabetes ini dalam bentuk PDF, klik disini untuk mendownload


Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Anak Dan Pecegahannya

Diabetes melitus tipe 2 pada anak dan pencegahannya - Beberapa tahun yang lalu, jarang kita dengar anak-anak terserang diabetes tipe 2. Dulu kita berpikir, diabetes yang terjadi pada anak-anak adalah diabetes tipe 1 atau juvenile-onset diabetes. Sekarang tidak lagi, karena semakin banyak anak-anak yang terserang diabetes tipe 2, yang dulunya disebut adult-onset diabetes. Bagaimana cara menjaga kesehatan anak-anak kita? Dan apa yang kita lakukan bila ia terdiagnosis diabetes tipe 2?


Apa itu diabetes melitus tipe 2?

 
Sistem pencernaan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin untuk membawa glukosa dari pembuluh darah ke dalam sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai energi.

Pada diabetes tipe 2, sel-sel pada tubuh anak resisten terhadap efek insulin sehingga kadar glukosa meningkat dalam aliran darah. Akhirnya, kadar glukosa ini mencapai level yang berbahaya bagi tubuh.

Dari waktu ke waktu, tubuh semakin tidak bisa mengendalikan kadar glukosa dalam pembuluh darah. Kadar glukosa yang tinggi ini, dapat membawa kepada komplikasi diabetes, seperti penyakit jantung, kebutaan, dan gagal ginjal.

Faktor resiko diabetes tipe 2 pada anak

  • Kelebihan berat badan
  • Riwayat keluarga dengan penyakit diabetes
  • Renis kelamin perempuan
  • Etnis tertentu (indian, afro-amerika, asia, latin)
  • Insulin resisten (kebanyakan ditemukan pada masa pubertas)

Faktor resiko terbesar adalah kelebihan berat badan. Hal-hal berikut ini dapat mendorong terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas
  • Pola makan yang tidak sehat
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Keturunan
  • Gangguan hormon atau masalah kesehatan (jarang)

Obesitas ini meningkatkan kemungkinan terjadinya insulin resisten dan resiko diabetes tipe 2.

Gejala diabetes tipe 2 pada anak


Gejala diabetes melitus tipe 2 pada anak berkembang lambat. Awalnya tidak menunjukkan gejala, akhirnya kita bisa melihat satu atau beberapa gejala di bawah ini :

  • turunnya berat badan
  • meningkatnya rasa haus atau lapar, bahkan setelah makan
  • mulut kering
  • sering buang air kecil
  • lemah
  • penglihatan kabur
  • nafas berat
  • penyembuhan luka yang lambat
  • gatal-gatal pada kulit
  • mati rasa atau kesemutan pada tangan atau kaki

Bila anda melihat gejala-gejala tersebut pada anak, segera kunjungi dokter.

Akibat dari diabetes tipe 2 pada anak


Walaupun gejala yang muncul diawal sangat jarang, namun masalah kesehatan yang serius mungkin saja terjadi. Berikut ini komplikasi yang mungkin terjadi :

  • Kebutaan
  • Gagal jantung
  • Penyakit jantung
  • Kerusakan pembuluh darah dan saraf
  • Kematian akibat komplikasi

Perawatan diabetes tipe 2 pada anak


Langkah pertama kunjungi dokter. Dokter akan memastikan apakah anak anda kelebihan berat badan berdasarkan perbandingan terhadap usia dan tinggi badannya. Dokter juga akan memeriksa kadar gula darahnya.

Bila anak anda mengidap diabetes, anda dan anak akan bekerja bersama dokter dan tenaga kesehatan lainnya (seperti ahli gizi dan perawat) untuk membuat rencana manajemen diabetes, yang tujuannya untuk menurunkan kadar gula anak kembali ke batas normalnya. Rencana tersebut adalah sebagai berikut :

  • Belajar membuat pilihan makanan secara bijaksana, khususnya mengurangi kadar makanan berlemak dan manis.
  • Memperbanyak aktivitas fisik sedikitnya 30 menit setiap hari.

Jika anak menolak untuk mengikuti rencana ini, coba cari tahu penyebabnya. Untuk remaja misalnya, berhubungan dengan perubahan hormon, kebutuhan akan waktu mereka, tekanan dari teman-teman sebayanya, dan faktor lainnya yang mereka anggap lebih penting daripada perawatan diabetesnya.

Dengan bekerja bersama-sama, anda bisa yakin anak akan tetap sehat sampai bertahun-tahun yang akan datang.

Pencegahan diabetes tipe 2 pada anak


Langkah-langkah yang dilakukan untuk menangani diabetes juga dapat dilakukan dalam mencegahnya. Kurangi makanan yang berlemak dan manis serta pastikan anak anda melakukan aktivitas fisik sedikitnya 30 menit setiap hari. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik memiliki efek yang dramatis dalam menurunkan insulin resisten. Dua langkah ini dapat membantu anak anda mencapai atau mempertahankan berat badan dan kadar gula darah normalnya.

Download file diabetes pada anak ini dalam bentuk (format) PDF, klik disini untuk mendownload