Apa itu leukemia dan penyebabnya - Leukemia adalah peningkatan abnormal jumlah sel darah putih. Sel-sel darah putih (leukosit) ini menekan elemen darah lainnya seperti sel-sel darah merah (eritrosit) dan keping-keping darah (trombosit). Sel-sel darah putih yang meningkat ini belum matang dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Darah kita memiliki tiga tipe sel : sel darah putih (leukosit) yang berperan dalam memerangi infeksi, sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi mengangkut oksigen, dan keping darah (trombosit) yang membantu proses pembekuan darah. Semua elemen darah ini berada dalam cairan yang disebut plasma darah. Setiap hari ratusan milyar sel darah baru diproduksi dalam sumsum tulang, dan kebanyakan dari mereka adalah sel darah merah. Pada penderita leukemia, tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari yang dibutuhkan. Beberapa sel darah putih belum matang dan cenderung bertahan lebih lama dari waktu normalnya.
Walaupun jumlahnya sangat banyak, sel-sel leukemia
ini tidak dapat memerangi infeksi sebagaimana yang dilakukan sel
darah putih normal. Karena jumlahnya yang menumpuk, sel-sel leukemia
ini menggangu fungsi organ vital, termasuk juga proses pembentukan
sel-sel darah yang sehat. Akhirnya tubuh tidak memiliki sel darah
merah yang cukup untuk suplai oksigen. Akibatnya penderita leukemia
menglami anemia, serta peningkatan resiko terjadinya pendarahan,
memar maupun infeksi.
Kasus leukemia diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu
akut dan kronis. Pada leukemia akut, peningkatan terjadi sebelum
pertumbuhan sel darah putih mencapai tahap kematangannya. Sedangkan
leukemia kronis berkembang lebih lambat, dengan sel darah putih yang
berkembang sampai mencapai kematangan sempurna.
Lebih dalam lagi,
leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe sel darah putih yang
terlibat, sel-sel mieloid (neutrofil, basofil, atau eosinofil) atau
sel-sel limfoid (limfosit). Di bawah mikroskop, 2 tipe sel darah
putih ini dapat dengan mudah dibedakan, dimana sel-sel mieloid
mengandung granula atau partikel-partikel yang sangat kecil,
sedangkan sel-sel limfoid tidak demikian.
Apakah penyebab Leukemia?
Tidak ada seorangpun yang mengetahui secara pasti apa penyebab leukemia. Walaupun abnormalitas kromosom dihubungkan dengan leukemia, namun abnormalitas kromosom tersebut tidak menyebabkan leukemia. Sebagai contoh, pada hakekatnya semua penderita Chronic Myelogenous Leukemia (CML)/Leukemia Mielogenik Kronis (LMK) dan beberapa penderita Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) memiliki kelainan kromosom yang dikenal dengan kromosom Philadelphia (translokasi dari kromosom 9 dan 22) pada sel darah putih dan sumsum tulang. Sedangkan pada tipe leukemia lainnya, abnormalitas kromosom adalah yang didapat (acquired), bukan yang diturunkan (hereditary) maupun bawaan lahir (congenital).
Kelainan genetik yang dihubungkan dengan Acute
Myeloid Leukemia (AML)/Leukemia Mielositik Akut (LMA) meliputi Down
Syndrome, Bloom
Sydrome (penyakit penuaan dini akibat kehilangan gen
repair DNA),
Anemia
Fanconi
(kelainan autosomal resesif yang ditandai dengan mutasi 13 gen dan
menyebabkan pansitopenia (rendahnya jumlah eritrosit, leukosit, dan
trombosit), hipoplasia sumsum tulang, dan instabilitas kromosom),
atau defisiensi sistem imun seperti Wiskott-Aldrich
Syndrome (kelainan genetik terpaut kromosom-X yang
diturunkan secara resesif, yang menyebabkan defisiensi sistem imun
primer (yang melibatkan Limfosit B dan T), dan trombositopenia
(rendahnya jumlah trombosit)), Ataxia-Telangiectasia
(kelainan
autosomal resesif yang ditandai dengan ataxia (ketidakmampuan
koordinasi otot) dan telangiectasia (pembesaran pembuluh darah
kapiler)).
Faktor lingkungan, terutama meningkatnya polusi
mempengaruhi resiko terjadinya leukemia. Perokok juga lebih rentan
untuk terserang leukemia. Penelitian juga menghuungkan terpapar
radiasi jangka panjang dan bahan-bahan kimia di rumah maupun tempat
kerja (seperti bahan bakar minyak dan cat pewarna rambut) serta
radiasi non-ionisasi dengan leukemia.
Leukemia juga dapat merupakan komplikasi (namun
jarang terjadi) dari kemoterapi atau radioterapi yang dilakukan untuk
mengatasi penyakit kanker lainnya. Resiko terjadinya leukemia akut
meningkat pada pasien kanker yang mendapatkan kedua terapi tersebuat.
Resiko ini paling umum terjadi pada penderita kanker payudara serta
limfoma Hodgkin's dan non-Hodgkin's. Selain itu, resiko ini juga
sering pada penderita kanker testis, mieloma, dan sarcoma.
Radiasi ionisasi seperti terpapar ledakan nuklir,
debu uranium dan gas radon juga dihubungkan dengan leukemia.
Selain itu riwayat keluarga juga merupakan faktor
resiko terjadinya leukemia. Sebagai contoh, jika salah seorang dari
pasangan kembar identik menderita Acute Limphoblastic Leukemia
(ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), maka saudara kembarnya
memiliki kemungkinan 20% untuk menderita Acute Limphoblastic Leukemia
(ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dalam waktu 1 tahun.
[Image via americanbedu.com]
terimakasih atas postingan apa itu leukemia sangat bermanfaat sekali
ReplyDelete