Saturday, March 23, 2013

Apa itu Leukemia Dan Penyebabnya

Apa itu leukemia dan penyebabnya - Leukemia adalah peningkatan abnormal jumlah sel darah putih. Sel-sel darah putih (leukosit) ini menekan elemen darah lainnya seperti sel-sel darah merah (eritrosit) dan keping-keping darah (trombosit). Sel-sel darah putih yang meningkat ini belum matang dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.


Darah kita memiliki tiga tipe sel : sel darah putih (leukosit) yang berperan dalam memerangi infeksi, sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi mengangkut oksigen, dan keping darah (trombosit) yang membantu proses pembekuan darah. Semua elemen darah ini berada dalam cairan yang disebut plasma darah. Setiap hari ratusan milyar sel darah baru diproduksi dalam sumsum tulang, dan kebanyakan dari mereka adalah sel darah merah. Pada penderita leukemia, tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari yang dibutuhkan. Beberapa sel darah putih belum matang dan cenderung bertahan lebih lama dari waktu normalnya.

Walaupun jumlahnya sangat banyak, sel-sel leukemia ini tidak dapat memerangi infeksi sebagaimana yang dilakukan sel darah putih normal. Karena jumlahnya yang menumpuk, sel-sel leukemia ini menggangu fungsi organ vital, termasuk juga proses pembentukan sel-sel darah yang sehat. Akhirnya tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk suplai oksigen. Akibatnya penderita leukemia menglami anemia, serta peningkatan resiko terjadinya pendarahan, memar maupun infeksi.

Kasus leukemia diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu akut dan kronis. Pada leukemia akut, peningkatan terjadi sebelum pertumbuhan sel darah putih mencapai tahap kematangannya. Sedangkan leukemia kronis berkembang lebih lambat, dengan sel darah putih yang berkembang sampai mencapai kematangan sempurna.
 
Lebih dalam lagi, leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe sel darah putih yang terlibat, sel-sel mieloid (neutrofil, basofil, atau eosinofil) atau sel-sel limfoid (limfosit). Di bawah mikroskop, 2 tipe sel darah putih ini dapat dengan mudah dibedakan, dimana sel-sel mieloid mengandung granula atau partikel-partikel yang sangat kecil, sedangkan sel-sel limfoid tidak demikian.

Apakah penyebab Leukemia?

Tidak ada seorangpun yang mengetahui secara pasti apa penyebab leukemia. Walaupun abnormalitas kromosom dihubungkan dengan leukemia, namun abnormalitas kromosom tersebut tidak menyebabkan leukemia. Sebagai contoh, pada hakekatnya semua penderita Chronic Myelogenous Leukemia (CML)/Leukemia Mielogenik Kronis (LMK) dan beberapa penderita Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) memiliki kelainan kromosom yang dikenal dengan kromosom Philadelphia (translokasi dari kromosom 9 dan 22) pada sel darah putih dan sumsum tulang. Sedangkan pada tipe leukemia lainnya, abnormalitas kromosom adalah yang didapat (acquired), bukan yang diturunkan (hereditary) maupun bawaan lahir (congenital).

Kelainan genetik yang dihubungkan dengan Acute Myeloid Leukemia (AML)/Leukemia Mielositik Akut (LMA) meliputi Down Syndrome, Bloom Sydrome (penyakit penuaan dini akibat kehilangan gen repair DNA), Anemia Fanconi (kelainan autosomal resesif yang ditandai dengan mutasi 13 gen dan menyebabkan pansitopenia (rendahnya jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit), hipoplasia sumsum tulang, dan instabilitas kromosom), atau defisiensi sistem imun seperti Wiskott-Aldrich Syndrome (kelainan genetik terpaut kromosom-X yang diturunkan secara resesif, yang menyebabkan defisiensi sistem imun primer (yang melibatkan Limfosit B dan T), dan trombositopenia (rendahnya jumlah trombosit)), Ataxia-Telangiectasia (kelainan autosomal resesif yang ditandai dengan ataxia (ketidakmampuan koordinasi otot) dan telangiectasia (pembesaran pembuluh darah kapiler)).

Faktor lingkungan, terutama meningkatnya polusi mempengaruhi resiko terjadinya leukemia. Perokok juga lebih rentan untuk terserang leukemia. Penelitian juga menghuungkan terpapar radiasi jangka panjang dan bahan-bahan kimia di rumah maupun tempat kerja (seperti bahan bakar minyak dan cat pewarna rambut) serta radiasi non-ionisasi dengan leukemia.

Leukemia juga dapat merupakan komplikasi (namun jarang terjadi) dari kemoterapi atau radioterapi yang dilakukan untuk mengatasi penyakit kanker lainnya. Resiko terjadinya leukemia akut meningkat pada pasien kanker yang mendapatkan kedua terapi tersebuat. Resiko ini paling umum terjadi pada penderita kanker payudara serta limfoma Hodgkin's dan non-Hodgkin's. Selain itu, resiko ini juga sering pada penderita kanker testis, mieloma, dan sarcoma.

Radiasi ionisasi seperti terpapar ledakan nuklir, debu uranium dan gas radon juga dihubungkan dengan leukemia.

Selain itu riwayat keluarga juga merupakan faktor resiko terjadinya leukemia. Sebagai contoh, jika salah seorang dari pasangan kembar identik menderita Acute Limphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), maka saudara kembarnya memiliki kemungkinan 20% untuk menderita Acute Limphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dalam waktu 1 tahun.

[Image via americanbedu.com]

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

1 comment :