Saturday, March 23, 2013

Tanda-Tanda Persalinan Normal, Tahapnya & Pengendalian Rasa Sakit

Tanda-tanda persalinan normal - Tidak ada seorangpun yang dapat memprediksikan waktu persalinan dengan tepat, taksiran persalinan yang diberikan dokter hanya sebagai titik acuan saja. Adalah hal persalinan normal jika persalinan terjadi 3 minggu lebih awal atau 2 minggu setelahnya. Berikut ini adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mungkin waktu persalinan sudah dekat atau tidak akan lama lagi :
  • Peringanan
    Hal ini terjadi ketika kepala bayi sudah turun ke rongga panggul sebagai tanda persiapan proses persalinan. Perut akan terlihat lebih rendah dan bernafas akan terasa lebih mudah, karena bayi sudah tidak lagi menekan paru-paru anda. Anda mungkin juga akan menjadi lebih sering buang air kecil, karena bayi menekan kandung kemih anda. Hal ini dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa jam sebelum permulaan proses persalinan.
  • Pengeluaran darah dari vagina
    Semburat darah merah atau kecoklatan yang keluar dari leher rahim adalah pelepasan sumbatan selaput lendir yang melapisi rahim untuk melindunginya dari infeksi. Hal ini dapat terjadi beberapa hari sebelum atau pada saat permulaan proses persalinan.
  • Diare
  • Pecah ketuban
    Cairan yang menyembur atau merembes dari vagina menandakan lapisan kantong ketuban yang menyelimuti dan melindungi bayi anda telah pecah. Hal ini dapat terjadi beberapa jam sebelum atau pada saat proses persalinan. Sebagian besar persalinan terjadi tidak lebih dari 24 jam setelahnya. Jika persalinan tidak terjadi secara normal dalam rentang waktu tersebut, dokter mungkin akan menginduksi persalinan untuk mencegah infeksi dan komplikasi persalinan.
  • Kontraksi
    Biasanya anda akan mengalami kontraksi (kejang otot rahim) yang tidak beraturan ketika waktu persalinan sudah dekat. Namun kontraksi yang terjadi dalam interval waktu kurang dari 10 menit biasanya mengindikasikan bahwa proses persalinan sudah dimulai.

Tahap-tahap persalinan normal

Tahap-tahap persalinan normal ada 3 tahap, yaitu :

Tahap 1, terbagi menjadi 3 fase, yaitu : laten, aktif, dan transisi

Fase laten merupakan yang terpanjang dan tidak intens. Pada fase ini, kontraksi bertambah sering, membantu leher rahim untuk melebar sehingga bayi anda dapat melewati jalan lahir. Ketidaknyamanan pada fase ini masih minimal. Pada fase ini, leher rahim akan melebar kira-kira 3 – 4 cm. Jika kontraksi anda teratur, anda mungkin bisa pergi ke Rumah Sakit dan mendapatkan pemeriksaan pelvic berkali-kali untuk memastikan seberapa besar pembukaan leher rahim.

Pada fase aktif, leher rahim melebar dari 4 ke 7 cm. Anda mungkin merasakan nyeri hebat atau tekanan pada punggung atau perut setiap kontraksi terjadi. Anda mungkin merasa sangat ingin (mengejan) berusaha keras untuk mendorong bayi anda keluar, namun dokter akan meminta anda menunggu sampai leher rahim membuka penuh.

Pada fase transisi, leher rahim melebar sampai 10 cm (membuka penuh). Kontraksi sangat kuat, menyakitkan, dan sering, muncul setiap 3 – 4 menit dan berakhir dalam 60 – 90 detik.

Tahap 2

Tahap 2 dimulai ketika leher rahim membuka penuh. Pada tahap ini, dokter akan meminta anda untuk mendorong (mengejan). Mengejan bersama-sama dengan kekuatan kontraksi, akan mendorong bayi anda melewati jalan lahir. Ubun-ubun yang merupakan bagian lunak dari kepala bayi anda memungkinkannya untuk menyesuaikan diri melewati jalan yang sempit.

Kepala bayi muncul ketika bagian terlebarnya mencapai pembukaan vagina. Ketika kepala bayi keluar, dokter akan menyedot cairan ketuban, darah, dan lendir dari hidung dan mulutnya. Anda akan terus mendorong (mengejan) untuk membantu mengeluarkan bahu dan tubuh bayi.

Setelah bayi lahir, dokter akan menjepit dan memotong tali pusat.

Tahap 3

Setelah bayi anda lahir, anda akan memasuki tahap akhir persalinan. Pada tahap ini, anda akan mengeluarkan plasenta, organ yang memberi nutrisi pada bayi anda di dalam rahim.

Waktu yang dihabiskan pada masing-masing tahap persalinan bervariasi pada tiap wanita dan masing-masing persalinan. Jika ini kehamilan pertama anda, proses persalinan dan kelahiran bayi anda biasanya berlangsung sekitar 12 – 14 jam, dan biasanya akan lebih cepat pada kehamilan-kehamilan berikutnya.

Pengendalian rasa sakit

Posisi dan ukuran tubuh bayi serta kekuatan kontraksi dapat mempengaruhi rasa sakit. Beberapa wanita dapat mengendalikan rasa sakit dengan mengatur pernafasan dan teknik relaksasi, sementara yang lainnya membutuhkan metode lainnya untuk mengendalikan rasa sakit.

Beberapa metode untuk meringankan rasa sakit yang umum digunakan adalah :

Obat-obatan

Beberapa obat digunakan untuk membantu meringankan nyeri pada proses persalinan. Walaupun obat-obatan ini secara umum aman bagi ibu dan bayi, namun tetap saja mereka berpotensi menimbulkan efek samping.

Obat pereda nyeri terbagi dalam 2 kategori : analgesik dan anestetik.

Obat analgesik meringankan nyeri tanpa kehilangan total rasa atau pergerakan otot. Selama proses persalinan, analgesik mungkin diberikan secara sistemik melalui injeksi pada otot atau pembuluh darah, atau secara regional melalui injeksi pada punggung bagian bawah untuk membuat bagian bawah tubuh anda mati rasa. Spinal block (injeksi pada tulang belakang) dapat meringankan rasa nyeri secara cepat.

Epidural block secara terus menerus mengendalikan rasa nyeri dengan memasukkan obat pada area sekitar saraf tulang belakang melalui kateter yang dimasukkan pada ruang epidural. Resiko yang mungkin terjadi akibat spinal block dan epidural block adalah penurunan tekanan darah yang dapat menurunkan denyut jantung bayi, dan sakit kepala.

Obat anestetik menghilangkan semua rasa, termasuk rasa nyeri dan juga memblokir pergerakan otot. Anestesi umum (bius total) menyebabkan anda kehilangan kesadaran. Jika melahirkan melalui operasi cesar, anda mungkin akan mendapatkan anestesi umum, spinal, atau epidural, tergantung pada kesehatan anda dan bayi anda serta kondisi medis yang mengiringi proses persalinan anda.

Non-Drug Merhods

Non-drug methods untuk meringankan rasa nyeri meliputi akupuntur, hipnotis, teknik relaksasi, dan sering merubah posisi tubuh selama proses persalinan.

Masa pemulihan setelah melahirkan

Karena tubuh ibu hamil mengalami beberapa perubahan selama kehamilan, ibu hamil akan mengalami masa transisi selama pemulihan setelah melahirkan.

Secara fisik ibu hamil mungkin mengalami :

  • Nyeri pada area episiotomi
    Episiotomi adalah potongan yang dibuat oleh dokter di daerah perineum (area di antara vagina dan anus), untuk membantu pengeluaran bayi atau untuk mencegah robekan. Luka episiotomi atau robekan yang terjadi akibat melahirkan akan dijahit. Jahitan ini mungkin akan membuat anda mengalami kesulitan ketika berjalan atau duduk. Jahitan juga akan menyebabkan anda merasa sakit ketika batuk atau bersin selama masa penyembuhan.
  • Sakit pada payudara
    Payudara anda mungkin membengkak, mengeras, dan sangat sakit selama beberapa hari, seiring dengan keluarnya air susu. Puting anda juga mungkin akan mengalami luka.
  • Hemorrhoid/Wasir/Ambeien
    Hemorrhoid (pembengkakan vena (varises) pada area anus) umum terjadi pada saat kehamilan dan sesudah melahirkan.
  • Konstipasi/Sembelit
    Buang air besar menjadi hal yang sulit dilakukan selama beberapa hari setelah melahirkan. Hemorrhoid, luka episiotomi, dan nyeri pada otot dapat menyebabkan sakit ketika buang air besar.
  • Panas dan dingin silih berganti
    Penyesuaian tubuh terhadap perubahan kadar hormon dan aliran darah dapat menyebabkan anda cepat berkeringat karena kegerahan namun tidak lama kemudian mencari selimut untuk menghangatkan diri anda.
  • Kesulitan mengendalikan buang air kecil atau buang air besar
    Peregangan otot selama proses persalinan, terutama pada persalinan yang berjalan lambat, mungkin akan menyebabkan anda buang air kecil ketika tertawa atau bersin, atau membuat anda mengalami kesulitan mengontrol buang air besar.
  • "After pains"
    Setelah melahirkan bayi, anda akan terus mengalami kontraksi selama beberapa hari seiring dengan kembali rahim ke ukuran sebelum kehamilan. Kontraksi paling terasa ketika anda menyusui.
  • Keluar cairan dari vagina
    Segera setelah melahirkan anda akan mengeluarkan darah yang lebih hebat dibandingakan menstruasi. Seiring berjalannya waktu, darah akan menghilang, berganti dengan cairan putih atau kekuningan, dan kemudian berhenti sama sekali tidak lebih dari 2 bulan.
Secara emosional anda mungkin akan merasa mudah marah, sedih, atau menangis, yang umumnya mengacu pada "baby blues syndrome" selama beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Gejala ini terjadi pada lebih dari 80% ibu baru dan mungkin dihubungkan dengan perubahan fisik (termasuk perubahan hormon dan kelelahan) dan penyesuaian emosional terhadap tanggung jawab merawat bayi yang baru dilahirkannya.

Jika gejala tersebut menetap, konsultasikan dengan dokter, karena bisa saja anda mengalami depresi postpartum, suatu masalah yang lebih serius yang terjadi pada 10 – 25 % ibu baru.

Semoga artikel tanda-tanda persalinan normal ini bermanfaat untuk Anda.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

1 comment :