Prediabetes merupakan suatu kondisi kesehatan tanpa gejala apapun. Prediabetes hampir selalu muncul sebelum seseorang mendeita diabetes tipe 2 yang lebih serius. Sekitar 79 juta orang di Amerika Serikat di atas 20 tahun memiliki kadar gula darah di atas normal, namun belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.
Dokter mengakui pentingnya mendiagnosis prediabetes
sebagai perawatan yang mungkin mencegah masalah kesehatan yang lebih
serius. Sebagai contoh, deteksi dini dan perawatan prediabetes
mungkin mencegah terjadinya diabetes tipe 2 serta komplikasi yang
berkaitan dengannya, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
penyakit mata, serta penyakit ginjal. Sekarang dokter mengetahui
bahwa komplikasi kesehatan yang terkait dengan diabetes tipe 2
seringkali terjadi bahkan sebelum diagnosis diabetes tipe 2
ditegakkan.
Siapakah yang beresiko terserang diabetes tipe 2?
- Mereka yang memiliki riwayat keluarga menderita diabetes tipe 2
- Wanita dengan riwayat diabetes gestasional (diabetes pada masa kehamilan) atau wanita yang melahirkan bayi lebih besar dari 4,5 kg
- Wanita yang memiliki Polycystic Ovary Syndrome
- Mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas, terutama mereka yang memiliki kelebihan lemak di sekitar perut
- Mereka yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, HDL (kolesterol baik) rendah serta LDL (kolesterol jahat) tinggi
- Mereka yang kurang melakukan aktifitas fisik
- Orang tua. Ketika menua, kemampuan tubuh untuk memproses gula sebagaimana mestinya akan berkurang, oleh sebab itu orang tua memiliki resiko yang lebih besar untuk terserang diabetes tipe 2.
Apa saja gejala dari prediabetes?
Meskipun sebagian besar orang dengan prediabetes tidak menunjukkan gejala sama sekali, namun gejala-gejala diabetes yang meliputi rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, penglihatan yang kabur, atau rasa lelah yang berlebihan mungkin dapat muncul.
Pemeriksaan laboratorium mungkin menunjukkan
beberapa tanda yang mengarah pada prediabetes.
Siapa saja yang harus menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi prediabetes?
- Mereka yang berusia 45 tahun atau lebih
- Mereka yang kelebihan berat badan dengan nilai BMI (Body Mass Index) atau IMT (Indeks Massa Tubuh) 25 atau lebih
Atau mereka yang memiliki
faktor resiko diabetes seperti berikut ini :
- Mereka yang kurang melakukan aktifitas fisik
- Mereka yang memiliki riwayat keluarga menderita diabetes
- Wanita dengan riwayat diabetes gestasional (diabetes pada masa kehamilan) atau wanita yang melahirkan bayi lebih besar dari 4,5 kg
- Wanita yang memiliki Polycystic Ovary Syndrome
- Mereka yang memiliki kadar HDL (kolesterol baik) rendah dan kadar LDL (kolesterol jahat) tinggi
- Mereka yang memiliki riwayat kadar gula darah abnormal di masa lalu
- Mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung
- Mereka yang memiliki tanda-tanda insulin resistance seperti obesitas berat atau acanthosis nigricans (penebalan dan kehitaman pada kulit akibat hiperpigmentasi kulit yang seperti beludru)
Bagaimana prediabetes didiagnosis?
Untuk menentukan diagnosis prediabetes, dokter dapat melakukan 1 dari 3 tes darah yamg berbeda, yaitu : Fasting Plasma Glucose (FPG) Test atau Tes Gula Darah Puasa (GDP), Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) atau Tes Gula Darah 2 jam Post Prandial (GD2PP), dan Hemoglobin A1C
Pada tes Gula Darah Puasa kadar gula darah anda
diukur setelah berpuasa selama 8 jam. Pemeriksaan laboratorium ini
dapat menentukan apakah tubuh anda dapat melakukan metabolisme
glukosa secara tepat. Jika tes Gula Darah Puasa menunjukkan hasil
yang abnormal, anda mengalami suatu kondisi yang disebut dengan
"impaired fasting glucose", yang mengarah pada prediabetes.
Hasil Tes Gula Darah Puasa (GDP)
Kondisi
|
Kadar Gula Darah
|
Normal
|
Kurang dari 100 mg/dl
|
Prediabetes
|
100 – 125 mg/dl
|
Diabetes
|
126 mg/dl atau lebih
|
Tes laboratorium lainnya adalah tes Gula Darah 2 jam
Post Prandial. Pada pemeriksaan ini, kadar gula darah anda diukur 2
jam setelah pemberian minuman yang mengandung glukosa dalam jumlah
yang besar. Jika tes GD2PP menunjukkan hasil yang abnormal, anda
mengalami suatu kondisi yang disebut dengan "impaired glucose
tolerance", yang mengarah pada prediabetes.
Hasil Tes Gula Darah 2 jam Post Prandial (GD2PP)
Kondisi
|
Kadar Gula Darah
|
Normal
|
Kurang dari 140 mg/dl
|
Prediabetes
|
140 – 199 mg/dl
|
Diabetes
|
Lebih dari 200 mg/dl
|
Hemoglobin A1C Test
Hemoglobin A1C test merupakan suatu tes darah sederhana yang merefleksikan kadar gula darah rata-rata dalam 3 – 4 bulan terakhir. Pemeriksaan ini tidak hanya digunakan untuk mengetahui apakah diabetes anda terkontrol, namun juga dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes.
Normal : 5,6 % atau kurang
Prediabetes : 5,7 – 6,4 %Diabetes : 6,5 % atau lebih
Mengapa sangat penting untuk mendeteksi dini dan mengobati prediabetes?
Dengan mengidentifikasi tanda-tanda prediabetes sebelum berkembang menjadi diabetes, anda dapat mencegah diabetes tipe 2 dan memperkecil resiko terjadinya komplikasi yang berkaitan dengan kondisi ini, seperti penyakit jantung.
Sebuah penelitian terbaru yang disebut dengan
Diabetes Prevention Program (DPP) menemukan bahwa beberapa orang yang
memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktifitas fisik dapat
mencegah terjadinya diabetes. Dan beberapa diantaranya dapat
mengembalikan kadar gula darah kepada rentang normalnya. DPP
menemukan bahwa latihan fisik secukupnya selama 30 menit dalam sehari
disertai penurunan berat badan sebanyak 7% menurunkan resiko
terjadinya diabetes sebesar 60%.
Bagaimana perawatan untuk prediabetes?
- Diet sehat dan penurunan berat badanPenurunan berat badan sebesar 5 – 10 % dapat membuat suatu perubahan besar.
- Latihan fisikBiasakan untuk berolahraga selama 30 menit dalam sehari, 5 hari dalam seminggu. Aktifitas fisik dapat dibagi menjadi beberapa periode singkat, misalnya 3 sesi masing-masing 10 menit. Pilih aktifitas yang anda nikmati, misalnya berjalan kaki. Konsultasikan dengan dokter sebelum meningkatkan level aktifitas.
- Berhenti merokok
- Mengobati tekanan darah tinggi dan menurunkan kadar kolesterol
0 comments :
Post a Comment