Obat-obatan dapat menimbulkan efek samping, tak terkecuali obat-obatan anti hipertensi. Namun, beberapa pasien tidak mengalaminya, atau seringkali efek samping obat hipertensi (tekanan darah tinggi) yang dirasakan sangatlah ringan. Tetap saja sangat penting untuk selalu menginformasikan dan bekerjasama dengan dokter untuk mengendalikan efek samping yang mungkin anda alami. Tidak ada gunanya untuk berdiam diri dan merasakan penderitaan akibat efek samping yang ditimbulkan, sebab saat ini terdapat banyak pilihan obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah.
Artikel ini mencatat efek samping yang mungkin
ditimbulkan oleh masing-masing tipe obat anti hipertensi. Berikut ini
merupakan 4 peringatan umum :
- Jangan pernah menghentikan konsumsi obat antihipertensi tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Pada beberapa kasus, hal ini dapat sangat berbahaya, karena menyebabkan lonjakan besar dalam tekanan darah.
- Jika anda sedang hamil atau berencana untuk hamil, konsultasikan dengan dokter mengenai obat anti hipertensi yang aman untuk dikonsumsi. ACE inhibitors atau ARB dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi wanita hamil dan bayi yang sedang dikandungnya.
- Jika anda menggunakan insulin untuk pengobatan diabetes, konsultasikan dengan dokter. Perubahan kadar gula darah dapat terjadi pada pasien diabetes yang mengkonsumsi diuretik atau beta blockers untuk pengobatan hipertensinya.
- Jika anda mengalami disfungsi ereksi ketika melalukan hubungan seksual, konsultasikan dengan dokter. Beberapa obat anti hipertensi dapat menyebabkan masalah ini. Mengurangi dosisnya atau menggantinya dengan obat anti hipertensi tipe lainnya mungkin membantu. Namun, hipertensi itu sendiri juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Berikut ini adalah efek samping obat anti hipertensi
yang paling sering muncul :
Diuretics
Obat anti hipertensi tipe ini membuang kelebihan air
dan garam dari dalam tubuh. Obat anti hipertensi diuretik mungkin
menyebabkan efek samping seperti :
- Banyak buang air besar, yang artinya membuat anda sering ke kamar kecil. Minum obat ini di pagi hari dan ketika anda tidak terdampar jauh dari kamar kecil.
- Disfungsi ereksi bagi beberapa pria
- Obat anti hipertensi diuretik mungkin menurunkan kadar potasium (kalium) dalam tubuh yang dapat menyebabkan efek samping rasa lelah, lemah, atau kram pada kaki. Namun, beberapa tipe potassium-sparing diuretics tidak memiliki efek samping tersebut.
- Nyeri yang intens dan tiba-tiba yang merupakan gejala rematik (jarang)
Beta-Blockers
Obat anti hipertensi tipe ini membuat detak jantung
anda lebih lambat dan berkurang kekuatannya. Obat anti hipertensi
beta blockers mungkin menyebabkan efek samping seperti :
- Gejala asma
- Rasa dingin pada tangan dan kaki
- Depresi
- Disfungsi ereksi
- Insomnia dan gangguan tidur
Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
Inhibitors
Obat anti hipertensi tipe ini menghambat pembentukan
hormon yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Obat anti
hipertensi ACE inhibitors mungkin menyebabkan efek samping seperti :
- Batuk kering yang tidak sembuh-sembuh. Jika anda mengalami efek samping ini, dokter mungkin akan meresepkan obat anti hipertensi tipe lainnya.
- Ruam kulit dan hilangnya rasa pengecapan
Angiotensin II Receptor Blockers
(ARB)
Obat anti hipertensi ini membentengi pembuluh darah
dari hormon yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Salah satu
efek samping obat anti hipertensi ARB yang paling umum terjadi adalah
rasa pusing.
Calcium Channel Blockers (CCB)
Obat anti hipertensi tipe ini menjaga kalsium agar
tidak memasuki otot jantung dan sel-sel pembuluh darah. Obat anti
hipertensi calcium channel blockers mungkin menyebabkan efek samping
seperti :
- Konstipasi/sembelit
- Pusing
- Sakit kepala
- Detak jantung yang sangat cepat atau berdebar-debar (palpitasi)
- Pembengkakan pada pergelangan kaki
Alpha-Blockers
Obat anti hipertensi tipe ini mengurangi impuls
saraf ke pembuluh darah dan memungkinkan darah untuk mengalir dengan
lebih mudah. Obat anti hipertensi alpha-blockers mungkin menyebabkan
efek samping seperti :
- Pusing, kepala melayang (seperti mau pingsan) atau rasa lemah ketika bangkit dari tempat tidur secara tiba-tiba di pagi hari (sebagai akibat dari penurunan tekanan darah)
- Denyut jantung yang cepat
Alpha-2 Receptor Agonist
Obat anti hipertensi tipe ini menurunkan aktifitas
sistem saraf dalam memproduksi adrenalin, yang mungkin menyebabkan
rasa kantuk atau pusing.
Alpha-Beta-Blockers
Obat anti hipertensi tipe ini mengurangi impuls
saraf dan juga memperlambat detak jantung. Pasien dengan hipertensi
berat (tekanan darah yang sangat tinggi) seringkali mendapatkan obat
ini melalui suntikan intravena (IV). Namun dokter juga mungkin
meresepkan obat ini bagi pasien yang menderita congestive heart
failure (ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi). Obat
anti hipertensi alpha-beta blockers mungkin menyebabkan penurunan
darah ketika anda pertama bangkit dari tempat tidur di pagi hari yang
dapat menyebabkan pusing, kepala melayang (seperti mau pingsan) atau
rasa lemah.
Central Agonists
Obat anti hipertensi tipe ini bekerja dengan cara
mengendalikan impuls saraf. Obat anti hipertensi central agonists
mungkin menyebabkan efek samping seperti :
- Anemia
- Konstipasi/sembelit
- Pusing, kepala melayang (seperti mau pingsan) atau rasa lemah ketika bangkit dari tempat tidur secara tiba-tiba di pagi hari (sebagai akibat dari penurunan tekanan darah)
- Rasa kantuk
- Mulut kering
- Disfungsi ereksi
- Demam
Peripheral Adrenergic Inhibitors
Obat anti hipertensi tipe ini menghambat
neurotransmitters di otak, sehingga sinyal untuk penyempitan pembuluh
darah tidak sampai ke otot polos. Dibandingkan dengan obat anti
hipertensi tipe lainnya, peripheral
adrenergic inhibitors relatif jarang digunakan. Obat
ini mungkin menyebabkan efek samping seperti :
- Diare
- Pusing, kepala melayang (seperti mau pingsan) atau rasa lemah ketika bangkit dari tempat tidur secara tiba-tiba di pagi hari (sebagai akibat dari penurunan tekanan darah)
- Disfungsi ereksi
- Rasa panas atau nyeri ulu hati
- Hidung tersumbat
Jika terjadi insomnia atau gangguan tidur, bicarakan
dengan dokter mengenai pilihan obat anti hipertensi tipe lainnya.
Vasodilators
Obat anti hipertensi tipe ini mengendurkan otot-otot
pada dinding pembuluh darah, melebarkan pembuluh darah dan
memungkinkan aliran darah yang lebih baik. Obat anti hipertensi
vasodilators mungkin menyebabkan efek samping seperti :
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan
- Retensi cairan
- Sakit kepala
- Detak jantung yang sangat cepat atau berdebar-debar (palpitasi)
- Nyeri sendi
- Pembengkakan di sekitar mata
Renin Inhibitor
Obat anti hipertensi tipe terbaru ini bekerja dengan
cara menurunkan zat-zat kima yang menyebabkan penyempitan pembuluh
darah. Obat ini dapat digunakan sebagai obat tunggal maupun
dikombinasikan dengan obat hipertensi tipe lainnya. Obat anti
hipertensi renin inhibitors mungkin menyebabkan efek samping seperti
:
- Batuk
- Diare atau sakit perut
- Rasa panas atau nyeri ulu hati
- Ruam kulit
Konsultasikan Efek Samping Obat Hipertensi
Tanyakan pada dokter apakah ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek samping dari obat anti hipertensi. Misalnya, untuk mengurangi efek samping akibat penurunan tekanan darah, hindari berdiri terlalu lama di bawah panas matahari. Pada beberapa kasus, efek samping seperti rasa lelah dan diare akan berangsur-angsur menghilang seiring dengan berjalannya waktu.Pada kasus lainnya, dokter mungkin mengurangi dosis atau mengganti dengan obat anti hipertensi tipe lainnya. Kombinasi tipe obat anti hipertensi terkadang bekerja lebih baik dibandingkan dengan penggunaan obat anti hipertensi tunggal. Tidak hanya meningkatkan efek mengendalikan tekanan darah, namun juga mengurangi efek sampingnya.
Selain itu, jika anda baru pertama kali mengkonsumsi
obat anti hipertensi, waspadalah terhadap reaksi alergi, walaupun
jarang terjadi. Segera kunjungi dokter jika terjadi gejala
gatal-gatal, mengi (bengek), muntah, kepala melayang (seperti mau
pingsan), atau pembengkakan pada tenggorokan atau wajah.
0 comments :
Post a Comment