Friday, February 22, 2013

Kehamilan Yang Sehat Pada Usia Remaja

Apakah anda mengetahui tanda-tanda yang umum dijumpai di awal kehamilan? Bagaimana mendapatkan kehamilan yang sehat pada usia remaja? Berikut ini beberapa informasi yang akan membantu anda mengerti tentang kehamilan pada remaja.

Kehamilan pada remaja : Gejalanya

Kehilangan satu atau lebih siklus menstruasi merupakan tanda klasik kehamilan. Namun hal ini, bisa menjadi sulit diduga pada gadis remaja yang siklus bulanannya belum teratur dan juga bagi mereka yang siklusnya terhenti akibat diet ketat, rendahnya lemak tubuh akibat olahraga berat, atau anorexia.
 
Tanda-tanda kehamilan meliputi :
  • Terlambat datang bulan 
  • Mual-mual atau muntah-muntah
  • Mendadak tidak suka pada makanan tertentu
  • Sakit pada puting atau payudara
  • Kelemahan yang tidak biasanya
  • Sering buang air kecil
  • Suasana hati yang berubah-ubah
Tentu saja, hasil tes yang positif merupakan tanda kehamilan. Alat tes kehamilan yang dapat digunakan sendiri di rumah, dapat dibeli secara bebas di toko obat, dianggap cukup akurat.

Kehamilan pada remaja : Resiko medis

Remaja yang hamil dan janinnya memiliki resiko medis yang unik.
 
Kurangnya perawatan prenatal (sebelum kelahiran)
Gadis yang hamil, khususnya yang tidak mendapatkan dukungan dari orang tua, memiliki resiko tidak cukupnya perawatan prenatal yang sangat penting, khususnya pada masa-masa awal kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk melihat masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu dan bayinya, memonitor perkembangan janin, dan segera bertindak bila ada komplikasi kehamilan yang terjadi. Vitamin-vitamin dengan asam folat yang idealnya diminum sebelum masa kehamilan sangat penting untuk membantu mencegah bayi lahir cacat, khususnya cacat pada saraf/otak.
 
Tekanan darah tinggi
Remaja yang hamil memiliki resiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan wanita yang hamil di usia 20 atau 30-an. Mereka juga memiliki resiko lebih tinggi untuk preeclampsia, yang merupakan kondisi medis yang berbahaya yang merupakan kombinasi tekanan darah tinggi dengan kelebihan kadar protein pada urin.
 
Resiko medis itu ini tidak hanya mempengaruhi ibunya, yang mungkin membutuhkan pengobatan untuk mengontrol gejala ini, namun juga dapat mengganggu perkembangan janinnnya. Hal ini lebih jauh lagi akan memicu terjadinya komplikasi pada kehamilan, seperti bayi lahir prematur.
 
Kelahiran prematur
Masa kehamilan yang sempurna berakhir dalam 40 minggu. Bayi yang dilahirkan sebelum 37 minggu disebut bayi prematur. Pada beberapa kasus, kelahiran prematur pada masa kehamilan yang terlalu dini dapat dicegah dengan pengobatan dan bed rest. Pada beberapa kasus, bayi harus dilahirkan segera demi kebaikan ibu dan bayi itu sendiri. Semakin awal bayi dilahirkan, semakin besar pula resiko masalah pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif, dan masalah lainnya.
 
Bayi lahir dengan berat badan rendah
Remaja memiliki resiko lebih tinggi dalam melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Bayi yang lahir prematur umumnya berat badannya lebih rendah dari yang seharusnya, karena mereka memiliki waktu yang lebih sedikit untuk berkembang dalam rahim dibandingkan yang normal. Berat badan bayi yang sangat rendah bisa mencapai di bawah 1,5 kg. Bayi yang kecil ini mungkin perlu ditempatkan dalam ventilator pada NICU (Neonatal Intensive Care Unit) untuk membantunya bernapas.
 
Penyakit Seksual Menular 
Bagi remaja yang melakukan hubungan sex selama masa kehamilan, penyakit seksual menular seperti chlamydia dan HIV yang dapat menginfeksi uterus dan janin, merupakan hal yang menjadi perhatian utama.
 
Depresi postpartum (setelah melahirkan)
Remaja yang hamil mungkin akan mengalami depresi setelah melahirkan bayinya. Gadis remaja yang merasa sedih dan terpukul baik selama masa kehamilan maupun setelah melahirkan, sebaiknya berbicara secara terbuka pada dokter atau siapapun yang dapat ia percaya. Depresi dapat mengganggunya dalam merawat bayi yang baru dilahirkannya, dan juga dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan yang sehat bagi dirinya sendiri.
 
Merasa sendirian dan diasingkan
Khususnya bagi mereka yang berpikir tidak dapat memberitahu orang tua tentang kehamilannya, merasa takut, sendirian, dan diasingkan dapat menjadi suatu masalah yang nyata. Tanpa dukungan keluarga atau orang dewasa lainnya, remaja yang hamil akan kurang memperhatikan makan dan istirahat yang cukup, serta kunjungan prenatal yang teratur. Mendapatkan dukungan dari seseorang yang dapat ia percaya (orang dewasa, walaupun bukan anggota keluarganya), dapat membantunya mendapatkan perawatan kehamilan dan dukungan emosional yang ia butuhkan agar tetap sehat selama masa kehamilan ini.

Bagaimana cara mengurangi resiko kesehatan pada kehamilan remaja?

Jika kamu mengalami kehamilan remaja, berikut ini adalah cara memastikan agar kamu tetap sehat selama masa kehamilan :
  • Segera mendapatkan perawatan kehamilan
  • Kunjungi dokter sesegera mungkin sejak kamu mengetahui bahwa kamu hamil.
  • Jauhi alkohol, obat-obatan terlarang, dan rokok 
  • Minum vitamin
  • Minum asam folat setiap hari membantu mencegah bayimu lahir cacat, walaupun idealnya  wanita seharusnya mulai meminum asam folat sebelum kehamilan.
  • Cari dukungan emosional
Pada remaja yang sehat, khususnya yang mendapatkan perawatan kehamilan sejak dini dan pola hidup sehat selama masa kehamilan, kemungkinannya lebih baik untuk dapat melahirkan bayi yang sehat dan kuat.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 comments :

Post a Comment