Saturday, March 16, 2013

Ketahui Obat Yang Aman Untuk Ibu Hamil

Ketahui obat yang aman untuk ibu hamil - Selama masa kehamilan, sangat penting untuk mengetahui obat-obatan (baik yang dijual bebas maupun yang diresepkan dokter) yang aman di konsumsi. Wanita dengan kondisi kronis seperti epilepsi harus mendiskusikan dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan. Bahkan konsumsi vitamin dan suplemen pun harus dievaluasi oleh dokter untuk memastikannya aman bagi bayi anda.


Jika anda sedang hamil atau baru berencana untuk hamil dan mengingikan bayi yang lahir sehat, sangat penting untuk menghindari penggunaan obat-obatan. Obat-obatan terlarang seperti marijuana, kokain, dan amfetamin bukanlah satu-satunya jenis obat yang membahayakan bagi pertumbuhan janin. Obat-obatan yang dijual bebas yang umum kita konsumsi, serta zat-zat yang mengandung kafein dan alkohol juga dapat memberikan efek jangka panjang bagi janin.

Mengapa wanita hamil diperingatkan untuk tidak menggunakan obat-obatan?

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat-obatan selama kehamilan memberikan akibat langsung pada janin. Jika anda merokok, minum alkohol atau kafein, janin akan ikut merasakan efeknya juga. Jika anda menggunakan obat-obatan terlarang, janin juga akan ikut merasakan akibat berbahaya dari obat-obatan tersebut. Masalah-masalah kesehatan yang dapat mengancam jiwa seperti terkena serangan jantung, kegagalan pernafasan, stroke, dan kejang-kejang akibat kecanduan kokain juga dapat diteruskan kepada janin.

Konsumsi obat-obatan selama masa kehamilan juga dapat meningkatkan kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan, kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan kematian janin di dalam kandungan. Terpapar obat-obatan seperti marijuana, ganja atau alkohol sebelum lahir telah terbukti menyebabkan masalah tingkah laku pada masa kanak-kanak. Obat-obatan ini juga dapat mempengaruhi memori dan perhatian anak.
 
Beberapa penelitian menunjukkan bayi yang lahir dari wanita yang mengkonsumsi kokain, tembakau, atau alkohol ketika hamil mungkin memiliki kelainan pada struktur otak yang akan menetap sampai dewasa. Terpapar kokain selama dalam kandungan menyebabkan anak memiliki kelainan yang biasanya tampak pada area kognitif, proses penyampaian informasi, dan perhatian terhadap perintah, yang merupakan area yang vital untuk kesuksesannya tidak hanya di sekolah namun juga dalam kehidupannya.

Obat-obatan apa yang paling berdampak serius bagi janin?

Mengkonsumsi hampir semua jenis obat-obatan selama masa kehamilan dapat memberikan dampak yang serius bagi janin. Misalnya, bayi yang terpapar kokain cenderung memiliki kepala lebih kecil yang mengindikasikan IQ yang lebih rendah. Bayi yang terpapar kokain memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami cacat bawaan lahir yang melibatkan saluran kencing atau jantung. Kokain juga dapat menyebabkan stroke pada janin yang dapat mengakibatkan kerusakan otak atau bahkan kematian.

Penggunaan kokain atau amfetamin meningkatkan resiko keguguran pada masa awal kehamilan. Pada masa akhir kehamilan, obat-obatan terlarang ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah, dan tumbuh menjadi seorang yang tempramental.

Wanita hamil yang menghisap marijuana menghadapi resiko yang lebih tinggi untuk kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Dan setelah lahir, bayi yang terpapar marijuana akan mengalami withdrawal symptoms (menarik diri dari lingkungan), cengeng dan penakut. Adapun menghisap ganja dapat menyebabkan terlambatnya pertumbuhan pada masa kanak-kanak.

Bagaimana halnya dengan merokok selama masa kehamilan?

Merekok dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan kematian pada usia muda. Wanita hamil yang merokok akan meneruskan nikotin dan zat kimia yang bersifat karsinogenik lainnya kepada janin yang sedang berkembang. Wanita yang merokok pada masa awal kehamilan, cenderung melahirkan bayi dengan kelainan pada jantung. Yang menyedihkan, sebagian besar bayi dengan penyakit jantung bawaan meninggal pada usia 1 tahun. Mereka yang bertahan hidup biasanya akan menghabiskan banyak waktu di Rumah Sakit dan menjalani sejumlah operasi serta ketidakmampuan/cacat seumur hidup.

Wanita yang merokok juga cenderung memiliki masalah plasenta. Hal ini menjadi masalah serius karena plasenta berperan dalam menyediakan nutrisi pada bayi di dalam rahim. Wanita yang merokok juga mungkin memiliki bayi yang lahir dengan berat badan rendah, lahir prematur, dan cleft palate (celah pada langit-langit/sumbing). Sebagai tambahan, merokok selama masa kehamilan dan setelah melahirkan menjadi salah satu penyebab Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak.

Apakah minum alkohol selama masa kehamilan berpengaruh bagi janin?

Fetal Alcohol Syndrome (FAS) dan Fetal Alcohol Spectrum Disorders (FASD) mengacu pada sejumlah gangguan yang terjadi pada janin akibat konsumsi alkohol selama masa kehamilan. FAS dapat menyebabkan tampilan wajah yang abnormal, gangguan pertumbuhan, dan masalah pada sistem saraf pusat. Anak dengan FAS juga mungkin memiliki ketidakmampuan dalam belajar, gangguan perhatian, dan cacat fisik lainnya, termasuk masalah penglihatan dan pendengaran.

Tidak ada batas aman untuk konsumsi alkohol selama masa kehamilan. Beberapa penelitian menemukan bahwa sejumlah kecil alkohol saja dapat memberikan efek samping, bayi yang dilahirkan akan tumbuh menjadi pecandu alkohol juga.

Mengapa kafein dianggap sebagai "obat-obatan" selama masa kehamilan?

Kafein adalah zat yang lazim ditemui pada makanan seperti coklat dan minuman seperti kopi dan soda. Namun para ahli menyatakan kafein termasuk dalam obat-obatan dan konsumsinya harus dibatasi selama masa kehamilan. Bila dikonsumsi dalam jumlah besar, kafein dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan tumbuh menjadi seorang yang tempramental.

Apakah obat yang diresepkan dokter berbahaya bagi janin?

Mungkin saja. Sangat penting untuk memonitor konsumsi obat-obatan baik yang diresepkan dokter maupun yang dijual bebas selama masa kehamilan. Bagaimanapun, tidak etis untuk melakukan uji klinis obat-obatan terhadap wanita hamil. Oleh karena itu, efek samping beberapa jenis obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan tidak diketahui secara pasti.

Beberapa wanita mungkin harus mengkonsumsi obat-obatan selama masa kehamilannya. Obat-obatan tersebut mungkin mereka butuhkan untuk meringankan rasa nyeri atau mengatasi kondisi serius yang dideritanya seperti asma, epilepsi, hipertensi, atau depresi. Dengan membaca informasi produk, anda dapat mempelajari lebih banyak mengenai bagaimana obat-obatan tersebut mempengaruhi kehamilan anda. Jika anda khawatir dengan penggunaannya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan lebih banyak informasi mengenai keamanan obat-obatan yang harus anda konsumsi selama masa kehamilan.

Adakah obat-obatan yang aman dikonsumsi selama masa kehamilan?

Hanya sebagian kecil obat-obatan baik yang diresepkan dokter maupun yang dijual bebas dinyatakan aman dikonsumsi selama masa kehamilan, sedangkan sebagian besarnya tidak. Jika anda perlu mengkonsumsi obat-obatan selama masa kehamilan untuk alasan medis, berikut ini beberapa tips yang aman untuk diikuti :

  • Selalu baca label obat terlebih dahulu. Beberapa produk akan mencantumkan pada labelnya jika ia aman dikonsumsi oleh wanita hamil. Jika anda tidak yakin untuk mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas, tanyakan pada dokter terlebih dahulu.
  • Suplemen asam amino, mineral, dan multivitamin, ataupun obat-obatan herbal walaupun dianggap alamiah, namun belum tentu berarti aman untuk dikonsumsi oleh wanita hamil. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengkonsumsinya.
  • Aspirin dan ibuprofen seharusnya tidak boleh dikonsumsi pada 3 bulan terakhir masa kehamilan kecuali atas instruksi dokter. Obat-obatan ini dapat menyebabkan masalah bagi bayi atau menimbulkan masalah pada saat proses persalinan.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai vitamin kehamilan yang aman bagi anda dan janin. Vitamin yang dijual bebas mungkin dosisnya terlalu tinggi.

Obat-obatan selama masa kehamilan

Dokter biasanya memberitahukan wanita hamil untuk menghindari penggunaan obat-obatan jika memungkinkan, khususnya selama 3 bulan pertama masa kehamilan, yaitu ketika masa pembentukan organ-organ tubuh bayi. Namun terkadang anda harus mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi atau asma.

Sebelum meresepkan obat-obatan, dokter akan mempertimbangkan apakah resiko mengkonsumsi obat-obatan lebih tinggi dibandingkan dengan resiko jika masalah kesehatan anda tidak diobati. Jika anda atau bayi anda dapat menghadapi masalah yang lebih buruk apabila masalah kesehatan anda tidak diobati, dokter akan meresepkan obat-obatan atau merekomendasikan obat-obatan yang dijual bebas yang aman bagi wanita hamil.

Obat-obatan apa yang dapat dikonsumsi selama masa kehamilan?

Akan sangat sulit mengetahui obat-obatan apa yang aman bagi bayi anda. Sebagian besar obat-obatan tidak diuji pada wanita hamil, karena para peneliti khawatir obat-obatan tersebut berpengaruh pada bayi. Namun beberapa jenis obat-obatan telah dikonsumsi beberapa wanita hamil dari waktu ke waktu, sehingga dokter dapat menyimpulkan bahwa obat-obatan tersebut aman digunakan. Obat-obatan tersebut adalah :
  • Asetaminofen (Parasetamol) untuk meredakan demam dan nyeri
  • Antibiotik golongan Penicillin (contohnya Amoxicillin)
  • Obat HIV AIDS
  • Obat-obatan anti alergi seperti Difenhidramin (contohnya Benadryl)
  • Beberapa obat influenza yang dijual bebas
  • Beberapa obat untuk tekanan darah tinggi
  • Sebagian besar obat asma
  • Beberapa obat untuk depresi
Jika anda berencana untuk hamil, konsultasikan dengan dokter mengenai obat-obatan yang saat ini anda konsumsi. Beberapa diantaranya mungkin aman untuk digunakan selama masa kehamilan, sedangkan yang lainnya tidak. Dokter mungkin akan meminta anda untuk berhenti mengkonsumsinya atau menggantinya dengan obat-obatan yang aman bagi wanita hamil.

Obat-obatan apa yang harus dihindari selama masa kehamilan?

Beberapa jenis obat-obatan diketahui dapat meningkatkan kemungkinan cacat lahir ataupun masalah lainnya. Namun terkadang, menghentikan pengobatan (misalnya obat anti kejang) justru lebih besar resikonya bagi ibu dan bayi.
 
Beberapa jenis obat-obatan yang dapat meningkatkan kemungkinan cacat lahir adalah :
  • Obat anti jerawat Isotretinoin (misalnya Accutane)
  • Obat anti hipertensi ACE inhibitors, seperti Benazepril (misalnya Amlodipine) dan lisinopril (misalnya Hydrochlorothiazide)
  • Obat anti kejang, misalnya Valproic Acid
  • Beberapa jenis antibiotik, seperti Tetracycline dan Doxycycline
  • Obat pengencer darah/anti pembekuan darah Warfarin (misalnya Coumadin)
  • Obat anti anxietas/kecemasan, seperti Alprazolam (misalnya Xanax) dan Diazepam (misalnya Valium)
  • Obat anti depresi, seperti Paroxetine (misalnya Paxil)
  • Lithium yang biasa digunakan untuk mengatasi depresi bipolar
  • Obat-obatan yang dijual bebas seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
    Resiko cacat lahir akibat obat-obatan ini sangat kecil. Sebagian besar masalah terjadi jika obat-obatan ini dikonsumsi pada masa akhir kehamilan.

Apakah aman untuk mengkonsumsi suplemen herbal dan vitamin?


Jangan pernah mengkonsumsi vitamin atau supelemen herbal tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Wanita yang sedang mencoba untuk hamil maupun yang sedang hamil, harus mengkonsumsi multivitamin yang mengandung 0,4 – 0,8 mg asam folat. Asam folat sangat penting dikonsumsi khususnya sebelum dan pada beberapa minggu pertama kehamilan, untuk mencegah cacat bawaan lahir. Anda bisa membeli secara bebas maupun dengan resep dokter. Pada beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan tambahan zat besi.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 comments :

Post a Comment