Tuesday, April 2, 2013

Manajemen Nyeri Pada Pasien Kanker

Manajemen nyeri pada pasien kanker - Sebagian besar penderita kanker akan mengalami rasa nyeri pada saat-saat tertentu. Rasa nyeri dapat timbul sebagai akibat dari penyakit kanker itu sendiri maupun dari efek samping pengobatannya. Sebagai tambahan, beberapa pasien yang telah sembuh dari penyakit kanker dapat terus merasakan nyeri.

image : specialityclinic.com

Sangat penting untuk memulai perawatan nyeri kanker sedini mungkin

Nyeri kanker, atau ketidaknyamanan yang berasal dari penyakit maupun pengobatannya sebagian besar dapat dikendalikan. Tersedia beberapa jenis obat-obatan dan metode yang berbeda untuk mengendalikan nyeri kanker. Panderita kanker yang merasakan nyeri harus segera menginformasikannya kepada dokter. Semakin dini perawatan nyeri dimulai, mungkin akan semakin efektif.

Apa penyebab nyeri kanker?

Ada beberapa penyebab nyeri kanker, namun yang paling sering terjadi adalah ketika tumor menekan saraf atau organ tubuh, atau ketika sel-sel kanker menginvasi tulang atau organ tubuh. Perawatan kanker seperti kemoterapi, terapi radiasi, atau operasi juga mungkin menyebabkan nyeri.

Apa gejala nyeri kanker?

Gejala nyeri kanker bervariasi pada setiap individu. Tingkatan rasa nyeri yang timbul tergantung pada tipe, stadium atau penyebaran kanker, dan pain threshold (ambang nyeri) pada setiap individu. Rasa nyeri bertingkat mulai dari yang ringan dan sewaktu-waktu sampai yang berat dan terus menerus.

Obat-obatan apa yang digunakan untuk mengatasi nyeri kanker?

Nyeri ringan sampai sedang

Pereda nyeri : meliputi Asetaminofen / Parasetamol dan golongan Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID), seperti aspirin dan ibuprofen.Beberapa diantaranya dijual bebas, sedangkan yang lainnya memerlukan resep dokter. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan ini, terutama jika pasien sedang mendapatkan kemoterapi. Obat-obatan golongan NSAID dapat menggangu pembekuan darah.

Nyeri sedang sampai berat

Pereda nyeri golongan narkotik : meliputi kodein, morfin, hydrocodone (Lortab, Norco Vicodin), oxycodone (OxyContin, Oxyfast, Roxicodone), hydromorphone (Dilaudid, Exalgo), dan fentanyl (Actiq, Duragesic, Fentora). Obat-obatan ini memerlukan resep dokter, dan dapat dikonsumsi bersama-sama dengan obat-obatan pereda nyeri ringan seperti yang telah disebutkan di atas.

Rasa terbakar dan kesemutan

  • Antidepresan
    Obat-obatan antidepresan tertentu dapat digunakan untuk meringankan nyeri (walaupun pasien tidak mengalami depresi), seperti amitriptyline (Elavil, Endep, Vanatrip) dan nortriptyline (Pamelor).
  • Antikonvulsan (anti kejang)
    Antikonvulsan seperti gabapentin (Fanatrex, Gabarone, Neurontin) dan carbamazepine (Carbatrol, Equetro, Tegretol) tidak hanya digunakan sebagai anti kejang, namun juga untuk mengendalikan rasa terbakar dan kesemutan yang merupakan gejala dari kerusakan saraf.
  • Obat-obatan lainnya
    Korticosteroid seperti prednisone digunakan untuk memperkecil pembengkakan yang sering menyebabkan nyeri.

Dengan cara apa lagi nyeri kanker dapat diatasi?

Walaupun nyeri kanker biasa diatasi dengan obat-obatan, operasi untuk membuang tumor atau radiasi untuk menyusutkan ukuran tumor dapat dilakukan bersama-sama dengan obat-obatan untuk memberikan tambahan efek pereda nyeri.

Pada sebagian besar kasus, dokter menangani nyeri kanker dengan obat-obatan pereda nyeri yang disebut analgesik, atau dengan non-drug treatment, seperti fisioterapi (terapi fisik) dan rehabilitasi, imagery (sering disebut juga terapi mental atau self hypnosis, yaitu representasi mental dari stimulus-stimulus yang secara fisik tidak ada), biofeedback dan teknik relaksasi. Pilihan perawatan pereda nyeri lainnya meliputi nerve block, yang melibatkan penyuntikkan obat-obatan pereda nyeri pada atau di sekitar saraf atau tulang belakang.

Semoga artikel manajemen nyeri pada pasien kanker ini dapat memberi manfaat buat Anda.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 comments :

Post a Comment