Apa Itu Kanker Usus Besar (Kanker Kolorektum), Gejala & Pencegahannya
image : arnoldehret.org |
Kanker Usus Besar atau Kanker Kolorektum
Kolon
Kolon adalah pembuluh otot sepanjang 6 kaki yang
menghubungkan usus halus dengan rektum. Kolon merupakan organ khusus
yang sangat bertanggungjawab dalam memproses sisa-sisa makanan
sehingga dapat meninggalkan usus dengan mudah. Kolon menyerap cairan
dari sisa-sisa makanan sehingga menyisakan kotoran yang padat. 1 atau
2 kali sehari kolon mengirimkan kotoran tersebut kepada rektum untuk
memulai proses pembuangan.
Rektum
Rektum adalah ruangan berukuran 8 inci yang
menghubungkan kolon dengan anus. Rektum bertugas menerima kotoran
dari kolon dan menyimpannya sampai proses pembuangan terjadi.
Apa itu Kanker Usus Besar (Kanker Kolorektum)?
Kanker yang bermula pada kolon disebut kanker kolon.
Kanker yang bermula pada rektum disebut kanker rektum. Adapun kanker
yang melibatkan kedua organ tersebut disebut kanker kolorektum atau
kanker usus besar.
Kanker kolorektum terjadi ketika beberapa sel yang
melapisi kolon atau rektum menjadi abnormal dan tumbuh di luar
kendali.
Hubungan Polip Dengan Kanker Kolorektum
Di Amerika
Serikat, kanker kolorektum berada dalam urutan ketiga penyebab utama
kematian akibat kanker. Sangat disayangkan, sebagian besar kanker usus besar atau kanker
kolorektum merupakan "silent" tumor, artinya kanker tumbuh
dengan lambat dan tidak menunjukkan gejala sampai mencapai ukuran
yang besar. Untungnya, kanker kolorektum mudah dicegah dan dapat
disembuhkan jika terdeteksi dini.
Bagaiman terjadinya kanker kolorektum?
Kanker kolorektum
biasanya bermula sebagai polip. Polip merupakan istilah yang tidak
spesifik untuk menggambarkan pertumbuhan pada permukaan bagian dalam
kolon yang tidak bersifat kanker, namun beberapa di antaranya dapat
berkembang menjadi kanker.
2 tipe polip yang
paling sering ditemukan pada kolon dan rektum adalah :
- Hyperplastic and inflammatory polypsTipe polip ini biasanya non-cancerous atau tidak memiliki resiko untuk berkembang menjadi kanker. Namun, polip yang berukuran besar terutama pada sisi sebelah kanan kolon perlu mendapat perhatian dan harus dibuang seluruhnya.
- Adenomas atau adenomatous polypsTipe polip ini merupakan pre-cancerous, yang artinya apabila dibiarkan begitu saja dapat berkembang menjadi kanker.
Walaupun sebagian
besar polip tidak berkembang menjadi kanker, namun pada hakekatnya
semua kanker kolon dan rektum bermula dari pertumbuhan polip.
Penderita mungkin mewariskan penyakit dimana resiko terjadinya polip
dan kanker kolon sangat tinggi.
Kanker kolorektum
juga mungkin terbentuk dari daerah pertumbuhan sel-sel abnormal
(dysplasia) pada dinding kolon atau rektum, yang lebih sering
dijumpai pada penderita dengan penyakit radang usus tertentu, seperti
Crohn's Disease atau Ulcerative Colitis.
Apa saja faktor resiko terjadinya kanker kolorektum?
Walaupun dapat
terjadi pada siapa saja, namun kanker kolorektum paling umum terjadi
pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Adapun faktor resiko
terjadinya kanker kolorektum meliputi :
- Riwayat pribadi atau keluarga menderita polip atau kanker kolorektum
- Diet tinggi daging merah dan produk olahannya
- Pernyakit radang usus (Crohn's Disease atau Ulcerative Colitis)
- Faktor keturunan, seperti Familial Adenomatous Polyposis dan Hereditary Non-Polyposis Colon Cancer
- Obesitas
- Kebiasaan merokok
- Inaktifitas fisik
- Pecandu alkohol berat
- Diabetes tipe 2
Bagaimana gejala kanker kolorektum?
Sayangnya, kanker
kolorektum mungkin menyerang tanpa menunjukkan gejala. Oleh karena
itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk membantu
mendeteksi polip dan kanker kolorektum sedini mungkin, sekalipun anda
tidak memiliki gejala. Berikut ini adalah pemeriksaan yang mungkin
dilakukan :
- SigmoidoscopyProsedur ini dilakukan untuk memeriksa rektum dan bagian paling akhir dari kolon. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi polip, kanker, dan abnormalitas lainnya pada kolon sigmoid dan rektum. Selama pemeriksaan ini, pengambilan sampel jaringan (biopsi) juga dapat dilakukan.
- ColonoscopyProsedur ini memeriksa seluruh bagian kolon dan rektum. Selama prosedur ini, polip dapat diambil dan dikirim untuk pemeriksaan patologi.
- Colon X-raysDisebut juga Double-Contrast Barium Enema (DCBE) atau Lower Gastrointestinal Examination. Pemeriksaan ini memberikan gambaran outline dari dinding kolon dan rektum untuk mendeteksi abnormalitas.
- CT ColonographyMerupakan pemeriksaan sinar-X khusus yang dilakukan pada seluruh bagian kolon menggunakan CT (computed tomography) scanner. Pemeriksaan ini memakan waktu yang lebih singkat dan tidak begitu invasif dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya. Namun, jika terdeteksi adanya polip, pemeriksaan colonoscopy standar perlu dilakukan.
Gejala paling dini
dari kolon kanker adalah pendarahan. Pada sebagian besar tumor,
pendarahan terjadi dalam jumlah kecil dan tidak terus-menerus.
Pendarahan ini hanya ditemukan selama pemeriksaan kimia feses/tinja,
atau disebut juga occult bleeding, artinya pendarahan yang tidak
terlihat dengan mata telanjang. Ketika tumor telah tumbuh membesar,
terjadi perubahan frekuensi atau banyaknya darah yang ditemukan pada
feses/tinja.
Gejala kanker usus besar atau kanker
kolorektum meliputi :
- Perubahan kebiasaan buang air besar (konstipasi/sembelit atau diare) yang menetap
- Darah pada feses/tinja
- Ketidaknyamanan di perut
- Penurunan berat badan
- Anemia.
Apa yang terjadi ketika polip kolorektum ditemukan?
Jika polip kolorektum ditemukan, polip harus diambil
dan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis di bawah mikroskop.
Setelah tipe polip ditentukan, interval follow up untuk pemeriksaan
colonoscopy berikutnya dapat ditentukan.
Bagaimana penanganan kanker kolorektum?
Sebagian besar polip kolorektum dapat dibuang selama
pemeriksaan colonoscopy rutin dan dianalisis di bawah mikroskop.
Adenoma yang sangat besar dan kanker kolorektum dapat dibuang melalui
operasi. Jika kanker ditemukan pada stadium dini, operasi dapat
menyembuhkannya. Namun jika ditemukan pada stadium lanjut, kanker
mungkin ditangani dengan berbagai cara tergantung pada lokasinya, dan
meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Bagaimana cara mencegah kanker kolorektum?
Pola hidup sehat
yang meliputi tidak merokok, olahraga secara teratur, memelihara
berat tubuh yang sehat, diet yang rendah daging merah serta tinggi
sayur-sayuran dan buah-buahan mungkin bisa jadi langkah awal terbaik
dalam pencegahan kanker secara umum.
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa aspirin dan obat-obatan golongan NSAID
mungkin membantu mencegah kanker kolon pada penderita Familial
Adenomatous Polyps. Namun obat-obatan golongan NSAID juga
meningkatkan resiko komplikasi serius seperti pendarahan dalam perut
dan serangan jantung, sehingga penggunaannya tidak direkomendasikan.
Pemeriksaan rutin
adalah langkah penting lainnya dalam pencegahan kanker. Berikut ini
merupakan pemeriksaan rutin yang direkomendasikan bagi mereka yang
beresiko tinggi (walaupun tidak memiliki gejala atau riwayat
keluarga) yang sebaiknya dilakukan mulai usia 50 tahun :
- Pemeriksaan feses/tinjaPemeriksaan ini dilakukan setiap 1 tahun, untuk melihat pendarahan yang tidak kasat mata. Jika pemeriksaan ini menunjukkan hasil yang abnormal, maka colonoscopy harus dilakukan.
- Flexible sigmoidoscopyPemeriksaan ini dilakukan setiap 5 tahun, untuk memeriksa bagian dalam kolon sigmoid (bagian paling bawah dari usus besar) dan rektum. Pemeriksaan ini dapat melewatkan polip, kanker, atau abnormalitas lainnya yang letaknya jauh dari jangkauan pemeriksaan. Jika abnormalitas terdeteksi, maka colonoscopy harus dilakukan.
- ColonoscopyPemeriksaan ini dilakukan setiap 10 tahun, kecuali jika ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan lainnya.
- Air contrast barium enemaPemeriksaan ini dilakukan setiap 5 tahun. Barium dimasukkan melalui anus, kemudian udara ditiupkan untuk membuat barium menyebar ke seluruh dinding kolon dan rektum, dan menghasilkan gambaran outline bagian dalam kolon dan rektum pada pemeriksaan sinar-X. Pemeriksaan ini dapat melewatkan polip atau kanker yang berukuran kecil. Jika abnormalitas terdeteksi, maka colonoscopy harus dilakukan.
- CT colongraphy (virtual colonoscopy)Pemeriksaan ini dilakukan setiap 5 tahun. Jika abnormalitas terdeteksi, maka colonoscopy harus dilakukan.
Bagi mereka yang
memiliki resiko lebih tinggi (riwayat pribadi menderita polip
kolorektum dan/atau penyakit radang usus, atau riwayat keluarga
menderita kanker kolorektum) colonoscopy dapat mulai dilakukan pada
usia yang lebih muda. Adapun usia yang tepat dan interval waktu
pemeriksaan tergantung pada faktor resiko yang spesifik.
0 comments :
Post a Comment