Saturday, April 13, 2013

Apa Itu Kanker Usus Besar (Kanker Kolorektum), Gejala & Pencegahan

Apa Itu Kanker Usus Besar (Kanker Kolorektum), Gejala & Pencegahannya

image : arnoldehret.org

Kanker Usus Besar atau Kanker Kolorektum

Kolon

Kolon adalah pembuluh otot sepanjang 6 kaki yang menghubungkan usus halus dengan rektum. Kolon merupakan organ khusus yang sangat bertanggungjawab dalam memproses sisa-sisa makanan sehingga dapat meninggalkan usus dengan mudah. Kolon menyerap cairan dari sisa-sisa makanan sehingga menyisakan kotoran yang padat. 1 atau 2 kali sehari kolon mengirimkan kotoran tersebut kepada rektum untuk memulai proses pembuangan.

Rektum

Rektum adalah ruangan berukuran 8 inci yang menghubungkan kolon dengan anus. Rektum bertugas menerima kotoran dari kolon dan menyimpannya sampai proses pembuangan terjadi.

Apa itu Kanker Usus Besar (Kanker Kolorektum)?

Kanker yang bermula pada kolon disebut kanker kolon. Kanker yang bermula pada rektum disebut kanker rektum. Adapun kanker yang melibatkan kedua organ tersebut disebut kanker kolorektum atau kanker usus besar.

Kanker kolorektum terjadi ketika beberapa sel yang melapisi kolon atau rektum menjadi abnormal dan tumbuh di luar kendali.

Hubungan Polip Dengan Kanker Kolorektum

Di Amerika Serikat, kanker kolorektum berada dalam urutan ketiga penyebab utama kematian akibat kanker. Sangat disayangkan, sebagian besar kanker usus besar atau kanker kolorektum merupakan "silent" tumor, artinya kanker tumbuh dengan lambat dan tidak menunjukkan gejala sampai mencapai ukuran yang besar. Untungnya, kanker kolorektum mudah dicegah dan dapat disembuhkan jika terdeteksi dini.

Bagaiman terjadinya kanker kolorektum?

Kanker kolorektum biasanya bermula sebagai polip. Polip merupakan istilah yang tidak spesifik untuk menggambarkan pertumbuhan pada permukaan bagian dalam kolon yang tidak bersifat kanker, namun beberapa di antaranya dapat berkembang menjadi kanker.

2 tipe polip yang paling sering ditemukan pada kolon dan rektum adalah :

  • Hyperplastic and inflammatory polyps
    Tipe polip ini biasanya non-cancerous atau tidak memiliki resiko untuk berkembang menjadi kanker. Namun, polip yang berukuran besar terutama pada sisi sebelah kanan kolon perlu mendapat perhatian dan harus dibuang seluruhnya.
  • Adenomas atau adenomatous polyps
    Tipe polip ini merupakan pre-cancerous, yang artinya apabila dibiarkan begitu saja dapat berkembang menjadi kanker. 
Walaupun sebagian besar polip tidak berkembang menjadi kanker, namun pada hakekatnya semua kanker kolon dan rektum bermula dari pertumbuhan polip. Penderita mungkin mewariskan penyakit dimana resiko terjadinya polip dan kanker kolon sangat tinggi.

Kanker kolorektum juga mungkin terbentuk dari daerah pertumbuhan sel-sel abnormal (dysplasia) pada dinding kolon atau rektum, yang lebih sering dijumpai pada penderita dengan penyakit radang usus tertentu, seperti Crohn's Disease atau Ulcerative Colitis.  

Apa saja faktor resiko terjadinya kanker kolorektum?

Walaupun dapat terjadi pada siapa saja, namun kanker kolorektum paling umum terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Adapun faktor resiko terjadinya kanker kolorektum meliputi :
  • Riwayat pribadi atau keluarga menderita polip atau kanker kolorektum
  • Diet tinggi daging merah dan produk olahannya
  • Pernyakit radang usus (Crohn's Disease atau Ulcerative Colitis)
  • Faktor keturunan, seperti Familial Adenomatous Polyposis dan Hereditary Non-Polyposis Colon Cancer
  • Obesitas
  • Kebiasaan merokok
  • Inaktifitas fisik
  • Pecandu alkohol berat
  • Diabetes tipe 2 

Bagaimana gejala kanker kolorektum?

Sayangnya, kanker kolorektum mungkin menyerang tanpa menunjukkan gejala. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk membantu mendeteksi polip dan kanker kolorektum sedini mungkin, sekalipun anda tidak memiliki gejala. Berikut ini adalah pemeriksaan yang mungkin dilakukan :

  • Sigmoidoscopy
    Prosedur ini dilakukan untuk memeriksa rektum dan bagian paling akhir dari kolon. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi polip, kanker, dan abnormalitas lainnya pada kolon sigmoid dan rektum. Selama pemeriksaan ini, pengambilan sampel jaringan (biopsi) juga dapat dilakukan.
  • Colonoscopy
    Prosedur ini memeriksa seluruh bagian kolon dan rektum. Selama prosedur ini, polip dapat diambil dan dikirim untuk pemeriksaan patologi.
  • Colon X-rays
    Disebut juga Double-Contrast Barium Enema (DCBE) atau Lower Gastrointestinal Examination. Pemeriksaan ini memberikan gambaran outline dari dinding kolon dan rektum untuk mendeteksi abnormalitas.
  • CT Colonography
    Merupakan pemeriksaan sinar-X khusus yang dilakukan pada seluruh bagian kolon menggunakan CT (computed tomography) scanner. Pemeriksaan ini memakan waktu yang lebih singkat dan tidak begitu invasif dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya. Namun, jika terdeteksi adanya polip, pemeriksaan colonoscopy standar perlu dilakukan.
Gejala paling dini dari kolon kanker adalah pendarahan. Pada sebagian besar tumor, pendarahan terjadi dalam jumlah kecil dan tidak terus-menerus. Pendarahan ini hanya ditemukan selama pemeriksaan kimia feses/tinja, atau disebut juga occult bleeding, artinya pendarahan yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Ketika tumor telah tumbuh membesar, terjadi perubahan frekuensi atau banyaknya darah yang ditemukan pada feses/tinja.

Gejala kanker usus besar atau kanker kolorektum meliputi :

  • Perubahan kebiasaan buang air besar (konstipasi/sembelit atau diare) yang menetap
  • Darah pada feses/tinja
  • Ketidaknyamanan di perut
  • Penurunan berat badan
  • Anemia.  

Apa yang terjadi ketika polip kolorektum ditemukan?

Jika polip kolorektum ditemukan, polip harus diambil dan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis di bawah mikroskop. Setelah tipe polip ditentukan, interval follow up untuk pemeriksaan colonoscopy berikutnya dapat ditentukan.

Bagaimana penanganan kanker kolorektum?

Sebagian besar polip kolorektum dapat dibuang selama pemeriksaan colonoscopy rutin dan dianalisis di bawah mikroskop. Adenoma yang sangat besar dan kanker kolorektum dapat dibuang melalui operasi. Jika kanker ditemukan pada stadium dini, operasi dapat menyembuhkannya. Namun jika ditemukan pada stadium lanjut, kanker mungkin ditangani dengan berbagai cara tergantung pada lokasinya, dan meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Bagaimana cara mencegah kanker kolorektum?

Pola hidup sehat yang meliputi tidak merokok, olahraga secara teratur, memelihara berat tubuh yang sehat, diet yang rendah daging merah serta tinggi sayur-sayuran dan buah-buahan mungkin bisa jadi langkah awal terbaik dalam pencegahan kanker secara umum.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aspirin dan obat-obatan golongan NSAID mungkin membantu mencegah kanker kolon pada penderita Familial Adenomatous Polyps. Namun obat-obatan golongan NSAID juga meningkatkan resiko komplikasi serius seperti pendarahan dalam perut dan serangan jantung, sehingga penggunaannya tidak direkomendasikan.

Pemeriksaan rutin adalah langkah penting lainnya dalam pencegahan kanker. Berikut ini merupakan pemeriksaan rutin yang direkomendasikan bagi mereka yang beresiko tinggi (walaupun tidak memiliki gejala atau riwayat keluarga) yang sebaiknya dilakukan mulai usia 50 tahun :

  • Pemeriksaan feses/tinja
    Pemeriksaan ini dilakukan setiap 1 tahun, untuk melihat pendarahan yang tidak kasat mata. Jika pemeriksaan ini menunjukkan hasil yang abnormal, maka colonoscopy harus dilakukan.
  • Flexible sigmoidoscopy
    Pemeriksaan ini dilakukan setiap 5 tahun, untuk memeriksa bagian dalam kolon sigmoid (bagian paling bawah dari usus besar) dan rektum. Pemeriksaan ini dapat melewatkan polip, kanker, atau abnormalitas lainnya yang letaknya jauh dari jangkauan pemeriksaan. Jika abnormalitas terdeteksi, maka colonoscopy harus dilakukan.
  • Colonoscopy
    Pemeriksaan ini dilakukan setiap 10 tahun, kecuali jika ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan lainnya.
  • Air contrast barium enema
    Pemeriksaan ini dilakukan setiap 5 tahun. Barium dimasukkan melalui anus, kemudian udara ditiupkan untuk membuat barium menyebar ke seluruh dinding kolon dan rektum, dan menghasilkan gambaran outline bagian dalam kolon dan rektum pada pemeriksaan sinar-X. Pemeriksaan ini dapat melewatkan polip atau kanker yang berukuran kecil. Jika abnormalitas terdeteksi, maka colonoscopy harus dilakukan.
  • CT colongraphy (virtual colonoscopy)
    Pemeriksaan ini dilakukan setiap 5 tahun. Jika abnormalitas terdeteksi, maka colonoscopy harus dilakukan. 
Bagi mereka yang memiliki resiko lebih tinggi (riwayat pribadi menderita polip kolorektum dan/atau penyakit radang usus, atau riwayat keluarga menderita kanker kolorektum) colonoscopy dapat mulai dilakukan pada usia yang lebih muda. Adapun usia yang tepat dan interval waktu pemeriksaan tergantung pada faktor resiko yang spesifik.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 comments :

Post a Comment